Pusat Logistik Berikat Diyakini Bisa Atasi Lamanya Bongkar Muat Barang di Pelabuhan
Menurut Darmin permasalahan logistik memang selalu jadi masalah sejak dulu.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berusaha mengatasi lamanya waktu bongkar muat (dwelling time) barang di pelabuhan dengan membuat kawasan Pusat Logistik Berikat (PLB).
Menteri Koordunator Darmin Nasution mengatakan Presiden Joko Widodo masih sering marah-marah jika membahas dwelling time dalam setiap rapat kabinet.
Karena itu, melalui pendirian PLB diharapkan waktu bongkar muat bisa diperpendek sesuai target yang diingini Presiden, yakni di bawah tiga hari.
"Presiden Joko Widodo sangat perhatian akan hal ini. Persoalan dwelling time yang sering dibicarakan sambil marah-marah," ujar Darmin di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Menurut Darmin permasalahan logistik memang selalu jadi masalah sejak dulu.
Namun baru di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Darmin mengakui masalah waktu pendistribusian logistik bisa dicarikan solusinya.
"Tema mengenai logistik, adalah tema yang sering diucapkan tapi tidak terlalu fokus menyelesaikan perjalanannya di masa lalu," ungkap Darmin.
Darmin menambahkan, sejak ada Paket Kebijakan Ekonomi mengenai Pusat Logistik Berikat, banyak investor berminat untuk mengembangkan hal tersebut.
Selain mengurangi waktu bongkar muat, para importir bahan baku, investor juga bisa lebih tenang menunggu barang datang tanpa terbebani oleh biaya.
"Pusat Logistik Berikat adalah salah satu paket kebijakan yanbg paling banyak dan paling berhasil aplikasinya dari 13 paket diluncurkan," kata Darmin Nasution.