Dua Tahun Memerintah, Kantor Staf Istana Klaim Ketimpangan Kaya-Miskin Turun
"Nilai gini ratio terentang antara 0-1. Semakin tinggi nilai gini ratio, berarti semakin tinggi ketimpangan."
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Dua tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla (JK) disebut mampu memperkecil ketimpangan antara kaya dan miskin (gini ratio).
Data yang dirilis Kantor Staf Presiden (KSP) menyebutkan, gini ratio turun, dari posisi 0,408 di Maret 2015 menjadi 0,397 di Maret 2016.
"Nilai gini ratio terentang antara 0-1. Semakin tinggi nilai gini ratio, berarti semakin tinggi ketimpangan," sebut data BPS yang diolah KSP yang diterima Tribunnews.com, Selasa (18/10/2016).
Sementara itu, jumlah penduduk miskin di Indonesia terus mengalami penurunan, dari 28,51 juta (11,22%) pada bulan Maret
2015 menjadi 28,01 juta (10,86%) pada bulan Maret 2016.
Dari data BPS (Badan Pusat Statistik) yang diolah KSP, dapat dilihat persentase penduduk miskin di Indonesia, yakni Maret 2014 sebesar 11,25%, September 2014 menjadi 10,96%.
Kemudian pada Maret 2015 terjadi kenaikan menjadi 11,22% dan turun menjadi 11,13% pada September 2015 dan Maret 2016 turun lagi ke angka 10,86%.
"Terjadi penurunan sebesar 0,36% dari Maret 2015-Maret 2016," sebut data KSP yang diterima detikFinance, Selasa (18/10/2016).
Bila dirinci sebarannya diketahui terjadi penurunan sebear 0,33% di Pulau Sumatera, di Pulau Jawa juga terjadi penurunan sebear 0,45%, dan di Bali terjadi penurunan sebesar 0,51%.
Selanjutnya di Pulau Kalimantan penurunan angka kemiskinan terjadi sebesar 0,16 persen.
Selain juga terjadi di Sulawesi sebesar 0,15 persen dan Papua sebesar 0,05 persen.