Pengembangan Proyek Properti Bergeser ke Tangerang
Wilayah Tangerang muncul sebagai kawasan baru untuk pengembangan proyek properti, khususnya apartemen.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Wilayah Tangerang muncul sebagai kawasan baru untuk pengembangan proyek properti, khususnya apartemen.
Hal itu ditengarai tak terlepas dari perkembangan pesat yang dialami oleh wilayah Barat Jakarta tersebut.
Permintaan apartemen di kawasan Tangerang, Banten, untuk tahun ini dinilai cukup tinggi.
Indikasinya bisa dilihat dari munculnya proyek-proyek apartemen yang mencapai sekitar 30 lebih proyek di kawasan tersebut.
Di ketiga kota/kabupaten tersebut tercatat ada 31 proyek hunian vertikal dengan kapasitas 54.988 unit apartemen.
Data Cushman & Wakefield Indonesia memperlihatkan jumlah pasokan baru hingga dua-tiga tahun mendatang itu, jauh lebih besar dari apartemen yang kini ada.
Di Tangerang, saat ini terdapat 12.686 unit apartemen. Sebagai bagian dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), saat ini Tangerang berpenduduk 25 juta jiwa.
Wilayahnya meliputi Tangerang Selatan, Tangerang Kota, dan Kabupaten Kota yang masuk dalam Provinsi Banten.
"Untuk jangka panjang, properti seperti apartemen di Tangerang ini oke karena pertama akses tolnya mudah, kemudian akses ke bandara juga gampang dan pertambahan penduduknya terutama di Tangerang Selatan (Tangsel) banyak sekali," kata Ketua Kehormatan II Asosiasi Real Estat Broker Indonesia Tirta Setiawan, di Tangerang, Senin (24/10/2016).
Khusus untuk wilayah Tangsel, perkembangannya menjadi yang paling pesat di antara wilayah Tangerang lainnya.
Menurut Tirta hal ini dikarenakan menjamurnya kota-kota satelit di dalam wilayahnya. Kota-kota satelit seperti BSD City, Gading Serpong, dan Alam Sutera secara tak langsung meningkatkan pamor Tangsel.
Hongkong Land, AEON Group, dan Kingland Group, sekadar menyebut nama, adalah pengembang asing yang sudah memulai pembagunan properti di Tangsel.
"Tanpa disadari Tangsel ini punya kota satelit terbesar di Indonesia. Bahkan mungkin dunia, BSD 7 ribu hektar, Gading Serpong 100 hektar, dan Alam Sutera 700 sampai 80 hektar. Kalau ini ditotal tanpa disadari juga ada 10.000 hektar kota satelit di sini (Tangsel)," ungkap Tirta.
Oleh sebab itu, tak salah jika Direktur Eksekutif Pusat Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit menyebut Tangsel, terutama Tangerang menjadi tempat yang cocok untuk dibangun apartemen.
Apartemen ini mengakomodasi generasi kedua dengan kemampuan membeli setara kelas menengah.
Menurut Panangian, posisi Tangerang dengan kondisi seperti saat ini sudah jelas menjadi kawasan bagi masyarakat kelas atas.
Pasalnya, harga tanah di Tangerang dan Tangsel saat ini berada di kisaran Rp 10 juta hingga Rp 25 juta.
Sementara untuk patokan harga properti yang cocok dibagun di sini adalah sekitar Rp 20 juta hingga Rp 30 juta per meter persegi.
"Sudah banyak perguruan tinggi yang membuka kampus di sini. Para mahasiswa inilah yang menghidupkan kawasan Tangerang menjadi pusat pertumbuhan baru di luar Jakarta," tutur Panangian.(Ridwan Aji Pitoko)