Mesir Devaluasi Mata Uangnya Hingga 48 Persen demi Bailout
"Rezim nilai tukar yang fleksibel akan meningkatkan daya saing eksternal Mesir, menyokong ekspor dan pariwisata, serta menarik investasi asing"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Mesir berupaya bangkit dari resesi ekonomi dengan melepas nilai tukar mata uangnya mengambang bebas, Kamis (4/11/2016).
Langkah tersebut memangkas nilai mata uang mesir, pound Mesir, 48% terhadap dollar AS.
Pelemahan mata uang itu dilakukan membuat Mesir agar bisa memperoleh dana talangan (bailout) dalam jumlah besar dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF).
"Rezim nilai tukar yang fleksibel akan meningkatkan daya saing eksternal Mesir, menyokong ekspor dan pariwisata, serta menarik investasi asing," ujar Chris Jarvis, Kepala Misi IMF untuk Mesir, dalam sebuah pernyataan.
"Semua ini akan membantu memacu pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing," katanya.
Bank sentral Mesir mengatakan keputusan mengambangkan nilai tukar mata uang itu diambil, "Untuk memadamkan distorsi di pasar valuta asing domestik dan memungkinkan permintaan dan penawaran di pasar berjalan efektif," ujar Jarvis.
Menurut data bank sentral, US$ 1 bisa dipakai untuk membeli 13 pound Mesir, bandingkan dengan Rabu (3/11) di mana US$ 1 = 8,9 pound Mesir.
"Ini merupakan langkah positif menghentikan gangguan di pasar mata uang," kata Mohamed Abu Basha, Ekonom EFG Hermes di Kairo. "Kami sekarang berharap kegiatan pasar gelap berkurang."
Ekonomi Timur Tengah terpuruk sejak terjadinya Arab Spring tahun 2011. Investor asing enggan menempatkan dana di Mesir. Serangan teror dan bencana penerbangan juga telah melumpuhkan sektor pariwisata vital di negara tersebut.
IMF mengindikasikan bahwa nilai tukar mata uang mengambang bebas adalah kunci untuk mengamankan pinjaman darurat senilai US$ 12 miliar yang disepakati Agustus lalu.
Pemerintah Mesir akan menggunakan dana dari IMF untuk program kesehatan dan sosial.
Negara ini tengah mendorong serangkaian reformasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membantu orang miskin.
Mesir juga berencana memperkenalkan pajak penjualan dan memangkas subsidi listrik.
Sumber: CNN Money