Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Samie Sahari Kembali Produksi Tetes Mata

Investasi dilakukan untuk standar dan mutu produk sesuai standar Good Manufacturing Practice (GMP) dari BPOM

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Samie Sahari Kembali Produksi Tetes Mata
istimewa
Beberapa dari mesin dan teknologi baru di pabrik LOTTE, dengan standar mutu tinggi dan steril sesuai standar Good Manufacturing Practice (GMP). Tampak Dirut PT Samie Sahari Arifin Soekamto (kiri). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelopor obat tetes mata di Indonesia, Lotte kembali dipasarkan di seluruh Indonesia setelah setahun terakhir produsennya PT Samie Sahari melakukan upgrade pabrik dan peralatan, serta sumber daya manusia dengan standar mutu yang tinggi.

Kualitas prima namun dengan harga yang jauh lebih ramah di kantung masyarakat tetap menjadi kekuatan Lotte untuk bersaing di pasar produk sejenis.

Seperti disampaikan Direktur Utama PT Samie Sahari Arifin Soekamto, produsen Lotte, tetes mata ini sudah dikenal publik Indonesia sejak tahun 1980.

Sejak lama, merek ini berjaya bersama obat luka merek S’dion yang dulu dikenal sebagai obat merah, yang juga diproduksi perusahaan yang sama.

"Kami telah melakukan investasi di pabrik dengan mesin dan peralatan baru dan modern yang full automation, termasuk SDM selama setahun ini, dan kini kita siap kembali menemui konsumen kami yang setia. Tentu kami tetap konsisten dengan visi memproduksi obat bermutu dengan harga terjangkau,” katanya dalam rilisnya, Kamis (24/11/2016).

Dikatakan, investasi baru memang menjadi kebutuhan mengingat tidak sedikitnya pemain di lini produk yang sama.

Khususnya untuk tetap memastikan standar dan mutu produk sesuai standar Good Manufacturing Practice (GMP) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Berita Rekomendasi

Proses produksi obat tetes mata cukup panjang dan harus konsisten diawasi dengan standar mutu yang tinggi dari awal hingga akhir pengemasan.

Produk tetes mata yang ramai di pasar, yang umumnya impor atau PMA, juga punya manfaat yang sama karena proses pembuatannya sesuai GMP, namun harganya lebih mahal dibandingkan Lotte.

Mengenai kemasan, Arifin menjelaskan pihaknya tidak melakukan perubahan alias tetap menggunakan bentuk dan merek yang sama.

“Kemasan masih sama, itu juga akan membantu mengingatkan konsumen kita yang terbukti sangat setia terhadap merek ini," katanya.

Selain pengembangan pabrik, PT Samie Sahari juga melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar pabrik sebagai pekerja di pabrik ini, termasuk mengembangkan kemampuan keahlian para pekerja dan program Corporate Social Responsibility (CSR).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas