Industri FMCG di Asia, Kuartal ke 3 Tahun 2016 Timbuh Tiga Persen
Salah satu hal yang menyebabkan pertumbuhan market di Indonesia adalah kenaikan harga barang per unitnya
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan Kantar Worldpanel, pertumbuhan industri Fast-moving consumer goods (FMCG) di Asia, pada Quarter ke 3 2016, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mengalami pertumbuhan sebesar 3 persen.
Beberapa negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Vietnam dan Philippines menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan total Asia.
Untuk Indonesia, misalnya, pertumbuhan consumer good di Indonesia pada setahun terakhir di Q3 2016, adalah sebesar 4,8 persen.
"Salah satu hal yang menyebabkan pertumbuhan market di Indonesia adalah kenaikan harga barang per unitnya,' kata Marcy Kou, Kantar Worldpanel Asia CEO, Selasa (29/11/2016).
Petumbuhan juga ditunjang perekonomian Indonesia sudah mulai membaik, dibandingkan tahun 2014.
Juga inflasi yang rendah, tingkat pengangguran yang menurun, nilai tukar Rupiah yang stabil, dan pembangunan infrastruktur yang terus berjalan.
Marcy menyebutkan, ada tiga hal penentu yang membentuk industri consumer good di masa depan, yaitu konsumen digital, transformasi struktur retail, dan perilaku konsumen terhadap berbagai produk.
Marie Anne, International Insight Director Kantar Worldpanel Indonesia, juga mengungkapkan bahwa konsumen memiliki pola konsumsi yang mirip, yaitu peduli dengan kesehatan serta keamanan, membawa kebahagiaan untuk konsumen, dan menawarkan kemudahan.
Nadya Ardianti, Senior Insights Director, Kantar Worldpanel Indonesia, juga menjelaskan, kunci keberhasilan di dalam mengembangkan suatu merek atau produk, sangat ditentukan oleh jumlah konsumen yang membeli produk tersebut (penetrasi), bukan dari seringnya konsumen tersebut melakukan pembelian.
"Semakin banyaknya konsumen yang membeli sebuah produk, maka semakin besar kemungkinan konsumen tersebut, untuk menjadi loyal terhadap produk tersebut," katanya.
Setidaknya ada enam kunci untuk mendapatkan pertumbuhan penetrasi yakni ketersediaan barang, tipe dan keanekaragaman produk dan harga barang.
"Juga promosi, inovasi harus terus menerus dan ekuitas merek,' katanya.
Andrew Ridsdale-Smith, Expert Solutions Director, Kantar Worldpanel, juga menjelaskan bahwa melalui pemahaman yang terintegrasi, antara ekuitas suatu brand, kebiasaan menggunakan media, dan pembelanjaan konsumen, para pemain FMCG dapat membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
Terkadang kekuatan ekuitas suatu brand, bukan menjadi ekuitas pada saat konsumen membeli produk tersebut.