Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kontroversi Kebijakan Ekonomi Donald Trump dan Calon Direktur Anggarannya, Mick Mulvaney

Kini Mulvaney akan bertanggungjawab dalam mempersiapkan proposal anggaran Trump kepada Kongres.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kontroversi Kebijakan Ekonomi Donald Trump dan Calon Direktur Anggarannya, Mick Mulvaney
Daily Mail/EPA
Demo anti Donald Trump di Amerika Serikat 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON- Biasanya, pilihan presiden AS untuk posisi direktur anggaran jarang mendapatkan perhatian. Tapi, tidak kali ini.

Presiden terpilih Donald Trump menominasikan anggota Kongres dari Partai Republik, Mick Mulvaney, sebagai direktur anggarannya.

Sebelumnya, Mulvaney dengan jelas mengatakan bahwa dia menilai utang Amerika senilai US$ 19 triliun sangat tinggi dan harus dipangkas.

Hal ini tentunya membuat tim penyusun anggaran belanja AS senang.

"Dia tidak akan mundur kali ini. Ini merupakan anjuran yang sangat kami butuhkan pada titik ini karena tingkat utang AS sangat tinggi pada dari total ekonomi AS," papar Maya MacGuineas, president of the Commitee untuk Responsible Federal Budget.

Hanya saja, tersisa satu masalah yang harus diperhatikan: rencana Mulvaney atas anggaran belanja dan defisit tidak sinkron dengan banyak rencana Trump.

Kampanye Trump atas rencana ekonomi pemangkasan pajak untuk bisnis dan individual, tidak akan mengubah banyak terhadap jaminan sosial serta peningkatan anggaran infrastruktur di atas US$ 1 triliun.

BERITA REKOMENDASI

Menurut Komite Anggaran Belanja Federal, proposal kampanye Trump akan menambah utang AS lebih dari US$ 5 triliun dalam sepuluh tahun ke depan.

"Tidak ada di Washington yang dapat membayangkan penunjukan Mick Mulvaney sebagai direktur anggaran. Saya tidak tahu bagaimana dia akan bekerja," ujar Greg Valliere, chief global strategist Horizon Investments.

Kini Mulvaney akan bertanggungjawab mempersiapkan proposal anggaran Trump kepada Kongres.

Berikut tiga pandangan Trump dan Mulvaney yang saling bertentangan:

1. Trump ingin anggaran belanja yang besar. Mulvaney tidak.

Pasar saham melaju kencang sejak Trump terpilih sebagai presiden. Reli terjadi karena sejumlah investor meyakini Trump akan mengguyur banyak dana ke sektor infrastruktur.

Namun Mulvaney sudah menentang penambahan anggaran infrastruktur di waktu lalu, khususnya jika proyek yang dilakukan tidak jelas.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas