Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terganjal Pembebasan Lahan TNI AU di Halim

TNI Angkatan Udara masih belum mau melepaskan tanahnya untuk proyek yang digarap China tersebut.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terganjal Pembebasan Lahan TNI AU di Halim
XINHUANET

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksanaan Proyek Kereta Cepat Jakarta- Bandung masih berjalan dengan lambat.

Walaupun proyek tersebut sudah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal tahun 2016 lalu, sampai saat ini proyek tersebut masih juga belum bisa dilaksanakan.

Hal itu, disebabkan oleh masalah pengadaan lahan yang masih belum juga bisa diselesaikan.

Hanggoro Budi Wiryawan, Direktur Utama PT Kereta CepatIndonesia China mengatakan, hambatan pengadaan lahan terganjal di lahan milik TNI Angkatan Udara di daerah Halim, Jakarta Timur.

"Masalahnya masih sama dengan yang kemarin disampaikan saat kami ke Istana November lalu," katanya di Komplek Istana Negara akhir pekan kemarin.

Sebelumnya dalam Rapat Terbatas mengenai Pengembangan Wilayah Walini 23 November lalu diketahui pengadaan lahan Proyek Kereta Cepat Jakarta- Bandung baru mencapai 82%.

Pengadaan lahan, masih terganjal lahan milik TNI Angkatan Udara yang berada di daerah Halim, Jakarta Timur.

Berita Rekomendasi

TNI Angkatan Udara masih belum mau melepaskan tanahnya untuk proyek tersebut.

Hadiyan Sumintaatmaja, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara mengatakan, tanah di kawasan Halim memiliki peran pelayanan vital.

"Ada untuk pelayanan kepala negara asing, untuk tempat kumpul Kostrad ketika ada suatu operasi dan angkutan lain," katanya.

Hadiyan mengatakan, sebenarnya ada beberapa alternatif yang sudah ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut. Tapi, sampai saat ini, alternatif tersebut belum disepakati oleh Kementerian BUMN.

Untuk mengatasi perbedaan pendapat soal pembebasan lahan tersebut, akan ada survei bersama yang dilakukan oleh KCIC dan TNI.


Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan mengatakan, pemerintah juga akan kembali duduk bersama untuk mengatasi masalah tersebut.

"Akan dirapatkan lagi," katanya.

Reporter: Agus Triyono

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas