Buruknya Distribusi dari Petani ke Pasar Picu Kenaikan Harga Cabai
Herman menilai ada korelasi antara kenaikan harga cabai di pasar dengan distribusi dari petani hingga sampai ke konsumen.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron menilai tingginya harga cabai beberapa waktu belakangan ini tak lepas karena faktor distribusi dari petani ke pasar. Dikatakannya, untuk stok cabai di petani sebenarnya berproduksi dengan normal.
"Saya sudah mengecek langsung ke Dirjen Holtikultura bahwa daerah-daerah produksi sebetulnya berproduksi secara normal. Harga di daerah pun harganya memang awalnya normal," kata Herman di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (11/1/2017).
Herman menilai ada korelasi antara kenaikan harga cabai di pasar dengan distribusi dari petani hingga sampai ke konsumen. Menurutnya, kalau produksi dan budidayanya cukup suplai namun di pasar harganya cukup tinggi berarti ada aspek distribusi yang harus dikawal dengan baik.
"Nah kalau harga kemudian juga karena rangkkaian kenaikan pasar di petani cukup tinggi ini juga harus ada treatment khusus dari pemerintah bagaimana menurunkan kembali harga di tingkat petani dengan harga yang lebih rasional," tuturnya.
Politikus Partai Demokrat itu menuturkan, meski pemerintah mematok harga di tingkat petani, namun harga tersebut tidak dapat menjadi patokan di masyarakat atau di pasar. Untuk itu menurutnya, perlu ada pihak yang mengawasi distribusi cabai dari petani hingga ke masyarakat.
"Dalam pelaksanaan distribusi dikhawatirkan memang terkait event-event tertentu pada hari-hari besar agama. Dan ada jeda libur dengan waktu lama yang sebagian besar pelaku usaha industrinya menurun, nah ini akan menjadi pemicu kenaikan (harga)," tandasnya.