Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Terimbas Kasus Emirsyah Satar, Hari Ini Saham Garuda Kembali Jatuh

Sepanjang perdagangan hari ini, saham GIAA bergerak pada kisaran level Rp 338 hingga Rp 348 per saham.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Terimbas Kasus Emirsyah Satar, Hari Ini Saham Garuda Kembali Jatuh
KOMPAS IMAGES
Pesawat Garuda Indonesia di apron Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten. 

Perdagangan Hari Ini, Saham Garuda Indonesia Ditutup Anjlok 2 Persen Lebih

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono‎

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jumat (20/1/2017) ditutup anjlok 2 persen lebih.

Data Bloomberg menyebutkan, saham GIAA ditutup merosot 8 poin atau 2,31 persen ke level Rp 338 dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya Rp 346 per saham.

Sepanjang perdagangan hari ini, saham GIAA bergerak pada kisaran level Rp 338 hingga Rp 348 per saham.

‎Analis PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, kalau dilihat dari statistik perdagangan maka pemberitaan tersangka mantan direktur utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar telah mendorong saham tersebut melemah.

"Pemberitaan ini memberikan dampak saham Garuda di pasar kurang lebih (melemah dalam dua hari ini) sekitar 3 persen," tutur Alfred di Jakarta, Jumat (20/1/2017).

Berita Rekomendasi

Jika dilihat secara penuh faktor-faktor pelemahan saham Garuda, kata Alfred, bukan hanya disebabkan oleh pemberitaan soal kasus suap Emirsyah Satar saja, tetapi juga disebabkan faktor fundamental kinerja keuangan perseroan yang mengalami tekanan.

"‎Kita tahu, awal tahun sangat optimis bahwa Garuda akan membukukan kinerja bagus karena penurunan harga avtur tapi ternyata kuartal I 2016 bisa membukukan laba bersih, tapi kuartal II dan III 2016 mengalami kerugian bersih ini membuat sentimennya semakin dalam," tutur Alfred.

Alfred mengimbau, agar manajamen Garuda dapat segera merespon pemberitaan tersebut untuk memastikan bahwa kasus tersebut merupakan perorangan, yang tidak melihatkan perseroan.

"Jadi tinggal bagaimana manajemen menyakinkan investor bahwa kasus ini tidak ada perubahan signifikan atau tidak ada dampak kerugian yang ditimbulkan dari kejadian ini," papar Alfred.

Tercatat, maskapai berpelat merah tersebut membukukan kerugian sebesar 43,6 juta dolar AS selama periode sembilan bulan pertama 2016.

Kinerja tersebut turun 184,8 persen dibandingkan periode yang saham tahun lalu. Dimana, pada sembilan bulan pertama 2015, Garuda masih mencatatkan laba bersih sebesar 51,4 juta dolar AS.

‎Sebelumnya, manajemen maskapai nasional Garuda Indonesia membantah ada keterkaitan dengan status tersangkanya Emirsyah Satar. Maskapai perusahaan plat merah itu menilai Emirsyah melakukan tindakannya tidak mewakili Garuda Indonesia.

"Dugaan hal tersebut tidak ada kaitannya dengan kegiatan korporasi, namun lebih kepada tindakan perseorangan," ujar Vice President Corporate Communication Benny S. Butarbutar.

Menurut Benny S Butarbutar, Garuda Indonesia sebagai perusahaan publik sudah memiliki mekanisme dalam seluruh aktivitas bisnisnya. Karena hal itu semua sistem yang dijalankan maskapai menurut Benny sudah terbuka secara informasi.

"Mulai dari penerapan sistem GCG yang diterapkan secara ketat hingga transparansi dalam informasinya," ungkap Benny.

Benny meanambahkan pihaknya memberikan semua urusan mantan Direktur Utama Garuda Indonesia kepada KPK.

"Manajemen Garuda Indonesia juga menyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada KPK dalam penuntasan kasus tersebut, serta akan bersikap kooperatif dengan pihak penyidik," kata Benny.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas