Pemahaman dan Penggunaan Jasa Keuangan Masyarakat Meningkat
OJK mencatat indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat pada 2016, masing-masing meningkat jadi 29,66 persen serta 67,82 persen.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat pada 2016, masing-masing meningkat jadi 29,66 persen serta 67,82 persen.
Hasil tersebut berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK di seluruh provinsi yang mencakup 9.680 responden di 64 kota dengan mempertimbangkan gender, strata wilayah, umur, pengeluaran, pekerjaan dan tingkat pendidikan.
Anggota Dewan Komisioner 0JK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtuti S Soetiono mengatakan, SNLIK yang diadakan pada 2013 menghasilkan literasi keuangan 21,84 persen dan indeks inklusi keuangan 59,74 persen.
"OJK menargetkan setiap tahun terjadi peningkatan literasi dan inklusi keuangan masing-masing 2 persen, tetapi dalam tiga tahun ini peningkatan lebih dari target yang ditentukan OJK," tutur Tituk sapaan akrab Kusumaningtuti, Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Sementara untuk tingkat pemahaman (literasi) keuangan syariah sebesar 8,11 persen dan penggunaan produk layanan jasa keuangan (inklusi) keuangan syariah sebanyak 11,06 persen.
"Ini menjadi tantangan buat OJK dan industri jasa keuangan dalam memetakan kegiatan edukasi," tutur Tituk.
Kegiatan edukasi keuangan kepada masyarakat sejak 2013 sampai dengan 2016 telah terlaksana di 144 kota dengan frekuensi sebanyak 289 kegiatan.