Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Produsen Air Mineral Cleo Siap Melantai di Bursa Efek Indonesia, Maret

"Underwriter-nya Lautandhana. Akan ada 22% yang dilepas ke publik," kata Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Produsen Air Mineral Cleo Siap Melantai di Bursa Efek Indonesia, Maret
ISTIMEWA
PT Sariguna Primatirta, produsen air mineral Cleo akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta dengan melepas 500 juta lembar saham di bulan Maret 2017. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Sariguna Primatirta tengah memantapkan langkah untuk menginjakkan kaki di bursa saham. Perusahaan ini bersiap menggelar initial public offering (IPO) dengan melepas sekitar 500 juta saham Maret mendatang.

"Underwriter-nya Lautandhana. Akan ada 22% yang dilepas ke publik," kata Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Jumat (3/2/2017). Perusahaan produsen air minum ini bakal melakukan IPO dengan menggunakan buku per 31 Oktober 2016.

Perusahaan air minum dalam kemasan yang dikenal dengan merek Cleo ini melakukan IPO demi memperluas usaha. Sariguna telah melakukan mini expose di BEI, Jumat (3/2) lalu.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital, menyebut, sudah ada beberapa produsen air minum mencatatkan saham di bursa. Tetapi rata-rata saham emiten tersebut tidak likuid. Jadi pelaku pasar harus memperhatikan hal tersebut.

Selain itu, persaingan di bisnis air minum saat ini terbilang ketat. "Hampir semua grup ikut bermain, bahkan Indomaret juga punya," kata Alfred, Jumat (3/2/2017). Karena itu, investor perlu memperhatikan prospek bisnisnya.

Pasar sangat berharap banyaknya informasi dari sektor ini untuk menumbuhkan sense of belonging terhadap saham si emiten. Alfred menuturkan, emiten tersebut harus rajin menyampaikan informasi ke pasar.

Jhon Veter, Direktur Utama Investa Stellar Dana Kelola, bilang, pasar perusahaan air minum di Indonesia relatif sudah berkembang dan mature, sehingga pertumbuhannya tidak lagi signifikan.

Berita Rekomendasi

Meski demikian, sektor ini cenderung lebih konsisten karena bisa menaikkan harga tanpa ada penurunan volume penjualan dan relatif lebih defensif.

"Investor-investor yang hanya mengejar dividen atau yang ingin lebih stabil portofolionya bisa memilih perusahaan-perusahaan ini," kata Jhon, Sabtu (4/2/2017) lalu.

Reporter Elisabet Lisa Listiani Putri

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas