Warga Bali Tolak Rencana Pembangunan Resort Mewah Milik Donald Trump
Beberapa diantara warga menolak untuk menjual lahan mereka ke mitra bisnis Presiden AS tersebut di Indonesia.
Editor: Hasanudin Aco
"Dari apa yang saya lihat di pemilu AS, ada banyak pro dan kontra tentang dia. Tentang sikap Donald Trump, ada beberapa unsur rasis di sana. Tapi kami tidak terlalu khawatir karena kami memiliki peraturan yang berlaku [disini], kita memiliki kerjasama yang baik, jika dia tidak mengikuti peraturan maka hal-hal tidak akan berjalan dengan baik, "katanya.
Dia mengatakan penting untuk memahami hubungan spiritual warga setempat dengan tanah mereka.
"Ketika kita berbicara tentang tanah di Bali, di mana sebagian besar penduduknya beragama Hindu, tanah memiliki arti yang sangat besar bagi kita semua. Karena hidup adalah tentang mengambil dan memberi dan bahwa itu adalah tanggung jawab orang Hindu, untuk melestarikan tidak hanya tradisi, tetapi budaya dan agama juga, "kata Made Sumaway.
"Sesuatu mengenai orang-orang di sini adalah bahwa ketika mereka tidak membutuhkan uang, mereka tidak akan menjual tanah mereka.
"Itu adalah sikap yang mereka percayai, karena mereka tahu mereka tidak memproduksi tanah. Sesuatu yang membuat memiliki tanah menjadi sangat penting bagi mereka."
Resor milik Donald Trump yang direncanakan pembangunannya terletak di samping salah satu situs Hindu yang paling penting di Bali - kuil di Tanah Lot yang berlokasi di sebuah pulau berbatu sekitar 50 meter dari lepas pantai. Kuil ini hanya dapat diakses selama air surut.
Kedekatan dengan candi ini berarti bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan di resor Trump akan diawasi ketat oleh masyarakat Hindu di pulau itu.
"Donald Trump bisa jadi memiliki tradisi dan budaya yang berbeda tetapi setelah ia datang ke sini dia perlu mengikuti kami," kata Made Sumaway.