Pertamina EP Tahan Penurunan Produksi dengan Metode EoR
Pertamina EP menerapkan metode waterflooding yang merupakan tahapan awal sebelum memasuki pengurasan minyak tahap lanjut
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina EP menerapkan metode waterflooding yang merupakan tahapan awal sebelum memasuki pengurasan minyak tahap lanjut atau Enhance Oil Recovery (EOR).
Metode ini diterapkan di beberapa lapangan sebagai upaya menahan laju penurunan produksi alamiah yang cukup tinggi hingga mencapai 25 persen per tahun. Salah satu lapangan yang menerapkan metode ini adalah Pangkalan Susu Field, tepatnya di Struktur Gebang.
“Pekerjaan waterflooding struktur Gebang mulai dilaksanakan sejak Oktober 2016 dengan melibatkan 11 Sumur untuk plan of further development (POFD) Phase 1. Dari 11 sumur EOR, 6 sumur injeksi air dan 5 sumur produksi, beberapa di antaranya dikerjakan dengan menerapkan teknologi Hydraulic Fracturing”, ujar Nanang Abdul Manaf, Pelaksana Tugas Harian President Director PT Pertamina EP dalam rilisnya, Rabu (15/3).
Target peningkatan produksi dari kegiatan EOR ini, berdasarkan simulasi reservoir, diharapkan peak produksi Gebang dapat tercapai di tahun 2018 sebesar 450 barrels of oil per day (bopd).
Setelah POFD waterflood fase I selesai dilakukan pada bulan Februari 2017, tercatat adanya peningkatan produksi sebesar 210 bopd atau 189 persen dari kondisi sebelum dilakukannya POFD waterflood phase I dan 700 persen dari kondisi sebelum dilakukan penerapan metode waterflood.
“Untuk 2017 produksi dari Struktur Gebang ditargetkan dapat dipertahankan pada kisaran 205 bopd," jelas Nanang.(Azis Husaini)