Kolaborasi Blue Bird dan Go-Jek Dinilai Positif karena Saling Melengkapi
Lebih bagus lagi bila Blue Bird ubah platformnya, sehingga bisa mendisrup industri ini dan memberikan lebih besar value
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kolaborasi dua perusahaan angkutan Blue Bird dan Go-Jek ditanggapi positif.
Hal tersebut dinilai sebagai sesuatu yang saling melengkapi antara perusahaan angkutan konvensional dengan perusahaan angkutan berbasis daring.
"Ya, itu satu langkah lebih maju. Pepatah mengatakan "if you cannot beat them, join them." Di situ ada peran melengkapi sekaligus bangun new platform,"ujar Pakar Ekonomi Senior Rhenald Kasali dalam pernyataannya, Jumat(31/3/2017).
Rhenald menjelaskan platform GO-JEK adalah sharing economy, sedangkan Blue Bird adalah owning economy.
Lebih bagus lagi, lanjut Rhenald, bila Blue Bird ubah platformnya, sehingga bisa mendisrup industri ini dan memberikan lebih besar value ke network dan customernya.
"Kalau sekarang, dia baru masuk tahap onlinenisasi dan harga akan drop. Bila platformnya sama dengan yang lama, cost structure akan menggerus EBITDA begitu kita menghitung Net Earning-nya," ujar Rhenald.
Dia mengemukakan bahwa musuh disruptions itu adalah fixed cost dan industri yang konvensional punya banyak capex dengan high fix cost, sehingga menggerus profit.
Ketika Kementerian Perhubungan menerapkan PM 32/2016 kata Rhenald, kuncinya ada di Pemda agar mendengar dan memahami perubahan pasar.
Bahwa sebagian besar pemain lama berada dalam ancaman disruption, tetapi bukan berarti harus menghalangi pembaharuan.
"Mereka harus bersama-sama mendisrupsi diri karena pemerintah sudah mengakui keberadaan dunia online dan menjadi sektor usaha yang resmi," tegasnya.
PR Pemda kini adalah tinggal bagaimana menjaga komunitas baru ini agar jangan oversupply lagi, seperti angkot saat pemerintah membuka pasar sepeda motor dulu.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi juga menanggapi positif kolaborasi dua operator berbeda sistem itu.
"Ini positif karena sudah saatnya bergabung agar terhindar dari minimnya konsumen karena banyak yang beralih ke angkutan online," kata Tulus.
Namun begitu lanjut Tulus, diterapkannya regulasi juga penting, agar tidak ada yang merasa dirugikan, karena memang diperlukan peraturan yang memayungi usaha taksi online.
Dia menyebutkan bahwa operator lainnya juga sudah saatnya berkolaborasi.
Dengan begitu maka pelayanan menjadi lebih mudah dan nyaman.
Ketua Dewan Kehormatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Ellen W Tangkudung menambahkan, kolaborasi antara Go Jek dan Blue Bird baik sekali karena mencerminkan adanya kesamaan tujuan.
"Cuma koordinasi antara pemerintah dan daerah harus lebih intens. Dalam hal ini pemerintah pusat jangan lepas tangan, Pemda harus dikawal," kata Ellen.
Hal itu dinilai baik lantaran dalam aturan itu sudah termaktub soal kuota,pembatasan dan lain. Prinsipnya ini baik sekali.