Menteri ESDM: Manfaatkan Akses Global Untuk Percepat Pengembangan EBT
Saat ini Indonesia berkomitmen untuk mempercepat elektrifikasi dan menjaga harga energi agar terjangkau oleh seluruh masyarakat.
Editor: Content Writer
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan didampingi Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Rida Mulyana, menghadiri rangkaian acara pertemuan tingkat Menteri dalam forum Clean Energy Ministerial ke-8 (CEM-8) dan Mission Innovation ke-2 (MI-2) di China National Convention Center, Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), 6-8 Juni 2017.
Forum MI-2 dibuka pagi (7/6/2017), oleh Wakil Perdana Menteri RRT Liu Yandong. Dalam sambutannya Liu Yandong memaparkan visi sustainable energy RRT secara komprehensif, termasuk pengelolaan energi primer, teknologi rendah karbon, hingga energi konservasi yang telah dikembangkan RRT.
Acara dilanjutkan dengan forum CEM-8 siang ini, dimana Menteri ESDM menjadi salah satu keynote speaker.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Jonan juga bertemu dengan Direktur International Energy Agency (IEA) Fatih Birol dan Direktur International Renewable Energy Agency (IRENA) Adnan Z. Amin.
Kepada kedua tokoh energi dunia tersebut Menteri Jonan menyampaikan bahwa saat ini Indonesia berkomitmen untuk mempercepat elektrifikasi dan menjaga harga energi agar terjangkau oleh seluruh masyarakat.
CEM dan MI merupakan dua forum multilateral yang berjalan beriringan dan dibentuk dalam persidangan tingkat global Conference of Parties United Nations Framework Convention on Climate Change (COP-UNFCCC).
CEM diluncurkan pada bulan Desember 2009 pada penyelenggaraan COP UNFCCC di Kopenhagen, Denmark, dan berfokus pada tiga tujuan terkait energi dan iklim secara global, yaitu: (1) meningkatkan efisiensi energi secara global; (2) meningkatkan suplai energi dari sumber-sumber energi bersih; (3) memperluas akses terhadap energi bersih.
Sementara MI merupakan sebuah inisiatif global dalam mendorong revolusi energi bersih yang diluncurkan oleh 20 kepala negara/pemerintahan, termasuk Presiden RI Joko Widodo pada COP21 di Paris pada tanggal 30 November 2015.
Negara-negara yang tergabung dalam MI telah berkomitmen untuk meningkatkan hingga dua kali lipat pendanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi bersih dalam 5 tahun ke depan, dengan keseluruhan mencapai 20 Milyar USD per tahun pada 2021, disamping terus mendorong partisipasi investasi sektor swasta lebih jauh dalam mentransformasikan teknologi energi bersih.
Saat ini seperti halnya CEM, MI beranggotakan 26 negara termasuk Uni Eropa.
“Ini (CEM-8 dan MI-2) merupakan forum komunikasi yang akan kita manfaatkan untuk meningkatkan akses global untuk mempercepat pengembangan EBT,” ujar Menteri Jonan di Jakarta, Senin (5/6).
Selain menghadiri forum CEM-8 dan MI-1, pada lawatan kali ini Menteri ESDM dijadwalkan melakukan rangkaian pertemuan bisnis dengan sejumlah kalangan di Beijing.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi turut mendampingi Menteri menemui petinggi perusahaan migas asal Tiongkok diantaranya CNPC, CITIC, CNOOC, dan SINOPEC. (*)