PT Hartadinata Abadi Tbk Selesaikan Public Offering, Alami Oversubscribed 5,24 Kali
penjatahan saham Hartadinata delapan persen kepada para investor internasional dan 92 persen untuk investor domestik.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Hartadinata Abadi Tbk, produsen dan penyedia perhiasan emas terintegrasi, menutup masa penawaran umum (public offering) saham perdana dengan mencatat kelebihan permintaan (oversubscribed) berdasarkan pooling sebesar 5,24 kali. \
Hari ini, penjatahan saham Hartadinata juga telah selesai dilakukan, dengan komposisi alokasi 8 persen kepada para investor internasional dan 92 persen untuk investor domestik.
Setelah masa penawaran umum dan penjatahan saham, saham Hartadinata direncanakan mulai dicatat di lantai perdagangan BEI pada 21Juni 2017 mendatang.
”Kami bangga atas kepercayaan para investor kepada Hartadinata. Fakta terjadinya oversubscribed permintaan atas saham-saham Hartadinata, menunjukkan adanya korelasi positif antara fundamental perusahaan yang kuat, prospek pertumbuhan laba perusahaan dan potensi pasar sektor industri ini,” kata Sandra Sunanto, Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk, Sabtu (17/6/2017).
Oversubscribed saham Hartadinata didominasi oleh investor institusi seperti lembaga asset manajemen, asuransi dan dana pensiun.
Dalam pelaksanaan IPO ini, Hartadinata memprioritaskan investor long term (jangka panjang) sebagai pembeli saham, sesuai dengan sifat bidang usaha perusahaan, yang merupakan bisnis jangka panjang.
Total saham yang ditawarkan Hartadinata kepada publik sebanyak 1.105.262.400 (satu milyar seratus lima juta dua ratus enam puluh dua ribu empat ratus) lembar saham yang keseluruhannya merupakan saham baru, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus rupiah) per lembar saham.
Jumlah tersebut ekuivalen dengan 24% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor HRTA setelah IPO.
Dengan harga penawaran Rp 300 per saham, HRTA menargetkan perolehan dana dari penawaran umum saham perdana sebesar Rp 330 miliar, yang rencananya akan digunakan separuhnya untuk membayar pinjaman modal kerja.
Sisanya digunakan untuk modal kerja yakni 42 persen untuk pembelian bahan baku, 6 persen untuk pembelian mesin dan 2 persen untuk pembentukan dan penerapan aplikasi sistem e-commerce.
”Melalui IPO ini, kami menjadi pionir di industri manufaktur dan perdagangan perhiasan emas dalam hal keterbukaan dan transparansi yang tentunya mendukung tata kelola perusahaan yang baik. Perluasan pasar melalui penambahan jaringan toko perhiasan emas kami yang juga ditawarkan melalui sistem franchise menjadi salah satu strategi andalan perseroan untuk meraih kinerja gemilang,” papar Sandra Sunanto, Direktur Utama Hartadinata Abadi Tbk.
Dalam pelaksanaan IPO ini, HA telah menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi, yaitu Mandiri Sekuritas, MNC Sekuritas, RHB Sekuritas.