Kapal Pelni Jadi Favorit Pemudik Pulang Kampung ke Indonesia Timur
"Alhamdulillah sudah rutin setiap Lebaran pulang. KM Umsini ini yang selalu mengantarkan saya ketemu bapak dan ibu di Larantuka."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semangat untuk mudik bertemu orangtua di kampung halaman membuat Mansyur (26) selalu berusaha pulang setiap Lebaran tiba. Perjalanan naik kapal laut selama 4 hari dari Jakarta ke kampung halaman di Larantuka, Nusa Tenggara Timur, dilakoninya dengan senang hati.
Bahkan jika beruntung, kata dia, bisa mendapat teman dan saudara baru di atas kapal lantaran bisa berinteraksi begitu dekat dengan penumpang lain selama empat hari di atas laut.
Dengan semangat tinggi, Mansyur terlihat bergegas menuju ke dek ekonomi lantai 2 Kapal Motor (KM) Umsini yang sandar di Terminal Nusantara Pura 1, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (18/6).
Dia segera mencari tempat yang masih kosong, berbaur dengan penumpang lainnya. Masih sekitar satu jam lagi kapal akan berangkat, mengantarkannya ke kampung halaman.
"Alhamdulillah tahun ini bisa mudik lagi. Sudah rutin setiap Lebaran pulang, KM Umsini ini yang selalu mengantarkan saya ketemu bapak dan ibu di Larantuka," kata Mansyur saat ditemui Warta Kota.
Selama musim mudik Lebaran, kapal selalu penuh. Dirinya harus berbagi tempat di dek ekonomi dengan ratusan penumpang lain, plus dengan barang-barangnya yang rata-rata berukuran jumbo. Tidak masalah baginya.
"Yang jadi alasan saya lebih pilih naik kapal karena tarifnya. Jika pesawat bisa sekitar Rp 2 juta, belum termasuk ongkos perjalanan lanjutan pakai bus dan kapal laut dari Kupang. Lebih ekonomis naik kapal Pelni langsung dari Jakarta, hanya Rp 470.000 sudah sampai," katanya.
Di dek berukuran sekitar 70x7 meter itu, berjajar ratusan seat berupa ranjang dengan alas kasur di atasnya, satu seat dengan tiga kasur, normalnya untuk tiga orang, namun ada yang menempatinya hingga empat sampai lima orang.
Barang-barang milik penumpang ditempatkan khusus di bagasi yang telah disediakan, mirip seperti di kereta api atau bus, letaknya berada di atas tempat duduk penumpang.
Bagasi tersebut hanya muat untuk tas gendong, dan koper kecil, sementara koper berukuran besar hingga kardus sebesar mesin cuci, diletakkan seadanya di lorong-lorong deck, kondisi ini membuat ruangan jadi terasa sesak.
Sejak 2015 lalu, sebagian besar kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) hanya menyediakan single class yakni kelas ekonomi untuk penumpang. Termasuk KM Umsini.
Otomatis ruangan-ruangan kabin yang sebelumnya untuk penumpang kelas eksekutif juga disulap menjadi ruangan ekonomi.
KM Umsini, memiliki rute pelayaran enam hari dengan sembilan kota tujuan antara lain Batam, Tanjung Pinang, Jakarta, Surabaya, Makassar, Maumere, Larantuka, Lewoleba dan tujuan akhir Kupang.
Kepala Humas PT Pelni Akhmad Sujadi mengatakan KM Umsini Berkapasitas 2.017 penumpang dengan toleransi kelebihan 30 persen.
Saat keberangkatan Minggu (18/6) kapal mengangkut penumpang lanjutan dari Batam dan Tanjung Pinang 1.414 orang, sementara yang naik dari Jakarta 1.252 orang.
"Saat musim mudik kapasitas bisa 100 persen, berbeda dengan hari biasa yang hanya 60-70 persen okupansi saja," kata Sujadi.
Selama periode mudik Lebaran Idul Fitri 2017, ada sekitar 10 kapal Pelni yang mengangkut pemudik di Tanjung Priok untuk berbagai tujuan.