Menhub: LRT Jakarta Akan Gunakan Teknologi Moving Block
Menhub Budi Karya menuturkan rapat kali ini membahas teknologi terbaru yang akan digunakan yang disebut dengan teknologi Moving Block.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko maritim), Menteri Perhubungan (Mennhub), beserta Jajaran PT Adhi Karya, PT Kereta Api Indonesia, dan beberapa bank yang mendukung pembangunan Jakarta Light Rail Transit (Jakarta LRT) kembali mengadakan rapat koordinasi.
Bertempat di Gedung Kemenko Maritim, Rakor berlangsung sejak pukul 10.00 hingga sekira pukul 12.00.
Usai rakor Menhub Budi Karya menuturkan rapat kali ini membahas teknologi terbaru yang akan digunakan yang disebut dengan teknologi Moving Block.
Moving block akan mengatur persinyalan untuk ketepatan waktu tiba dan keberangkatan kereta.
"Tadi kita bicara soal persinyalan ada yang fixed ada yang moving block," tutur Budi Karya di kantor kemenko maritim, Rabu (12/7/2017).
Dengan teknologi ini diharapkan akan mengangkut lebih banyak menampung yang sebelumnya ditarhetkan 270 ribu perhari menjadi 500 ribu perhari.
"Penumpangnya bisa mendekati 500 ribu perhari sedangkan pakai fixed cuma 270 ribu per tahun. Maka itu saya langsung setuju," ucap Budi Karya.
Maka anggaran LRT pun dipastikan bertambah sekira Rp. 200 miliar hingga Rp. 300 miliar dari Rp. 21,7 Triliun.
Namun menurut Budi kenaikan tersebut tidak masalah karena teknologi Moving Block akan lebih meningkatkan spesifikasi LRT.
"Nah ini ada kenaikan lagi biayanya tapi ada kenaikan spesifikasi juga. Karena kita ingin headwaynya lebih pendek. Dari yang tadinya 5 menit jadi bisa 1 menit," papar Budi Karya.
Meski menambah teknologi namun Budi memastikan waktu pengoperasian LRT tetap sesuai target pada 2019.