Moeldoko, Ketua HKTI: Sedih Sekali Petani Gabah Hanya Dapat Rp 2 Juta Sebulan
Untuk satu hektar lahan, petani gabah atau padi harus mengeluarkan modal minimal Rp 15 juta
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko mengatakan nasib para petani sangat menyedihkan. Itu disebabkan karena terdapat margin besar anatar modal dibandingkan hasil panen.
Untuk satu hektar lahan, Moeldoko mengungkapkan petani gabah atau padi harus mengeluarkan modal minimal Rp 15 juta dan untuk yang intensif sebesar Rp 18 juta.
"Mulai dari dia bagaimana perbaiki tanah sampai dengan dia panen itu kurang lebih ada 16 langkah. Berikutnya pascapanen, juga harus dipahami kita semua," kata Moeldoko saat diakusi bertajuk 'Republik Beras' di Cikini, Menteng, Jakarta, Sabtu (29/7/2017).
Enam jam setelah panen, kata Moeldoko, gabah harus digelar agar kering. Sialnya, petani tidak memiliki mesin pengering jika musim penghujan. Moeldoko mengungkapkan petani di Pantura menjual gabah Rp 2.800 / kg.
Harga tersebut jelas tidak bisa mengembalikan modal awal. Apalagi hasil panen tidak sampai 6 ton.
"Hitung-hitungannya gampang nih. Kalau petani dapat 5 ton kali 4 ribu aja Rp 20 juta. Kalau dia modalnya Rp15 juta berarti lima juta. Dibagi tiga bulan berarti satu bulan rata-rata petani tidak lebih dari dua juta. Sedih banget kan," kata bekas Panglima TNI itu.
Untuk itu, Moeldoko mengungkapkan pihaknya harus menggenjot agar petani bisa menghasilkan minimal tujuh ton.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.