Pilihan Investasi Apa yang Paling Pas untuk Anda yang Tipe Pekerja Lepas?
“Emas adalah skala kecil dari properti, karena nilainya sama-sama tidak turun dalam hitungan tahun."
Editor: Choirul Arifin
Misalnya, seorang pekerja lepas mengantongi penghasilan sekitar Rp 5 juta hingga Rp 25 juta per bulan. Itu berarti, dalam setahun rata-rata pendapatannya adalah Rp 15 juta sebulan.
Kemudian, saban bulan biaya kebutuhan sehari-hari sekitar Rp 10 juta. Ketika pendapatannya lebih dari Rp 10 juta, kelebihannya harus masuk tabungan atau instrumen investasi.
Baca: Hari Ini Nilai Tukar Rupiah Berpeluang Melemah
Jadi, kalau suatu saat penghasilannya kurang dari Rp 10 juta, maka uang tabungan bisa dipakai menutup kekurangan biaya kebutuhan sehari-hari.
Soal instrumen investasi apa yang cocok untuk pekerja lepas, menurut Freddy, tergantung dari tujuan keuangan dan pengalaman si freelancer dalam membiakkan duit.
Contohnya, jika belum punya rumah dan ingin mendapatkan uang muka (DP) kredit pemilikan rumah (KPR) dalam lima tahun mendatang, bisa menggunakan reksadana campuran dan saham.
Untuk kebutuhan yang sifatnya jangka pendek, pilihannya bisa jatuh ke reksadana pasar uang. “Jadi, instrumen investasinya tergantung dari apa yang dia prioritaskan. Tapi, pekerja lepas mesti mencapai dana darurat dulu,” ucap Freddy.
Pengumpulan dana darurat tidak melulu di produk simpanan perbankan. Menurut Freddy, pemupukan dana darurat bisa dalam bentuk emas atau logam mulia.
Yang jelas, pekerja lepas harus mempunyai dana darurat terlebih dahulu sebelum memulai berinvestasi.
Kalau sudah bisa berinvestasi, Freddy memberi saran, tujuan keuangan yang juga harus dicapai oleh pekerja lepas adalah dana pensiun.
Soalnya, tidak seperti pegawai tetap yang mendapatkan pensiun dari perusahaan, pekerja lepas tak memperoleh dana hari tua.
Alhasil, pekerja lepas harus berinisiatif sejak dini untuk mempersiapkan dana pensiun. “Penting juga, dia mesti punya alokasi investasi untuk dana pensiun,” tegas Freddy.
Yang juga tidak boleh dilupakan pekerja lepas adalah memiliki asuransi kesehatan. Freddy menuturkan, dengan menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS Kesehatan) saja sudah cukup memadai jika ingin ekonomis.
Nilai investasi sama