Wijaya Karya Akan Relokasi 408 Rumah TNI AU yang Terkena Proyek Kereta Cepat
"Kami merelokasi untuk 408 unit, ada tiga mess, 1 untuk perwira terdiri 40 kamar, 1 lagi untuk wanita, ada stadion bola juga," ujar Bintang.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) akan merelokasi perumahan TNI AU di Halim Perdanakusuma, karena bersentuhan dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo mengatakan, perseroan akan mempercepat pembangunan untuk daerah-daerah yang sudah mendapatkan izin dan diperkirakan pada 2019 sudah mulai dilakukan komisioning.
"Kami mulai dari relokasi perumahan Auri yang nanti menjadi stasiun dan depo di Halim KM 0, itu sedang berjalan dan kami pindahkan relokasinya di tempat yang baru," ujar Bintang di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Menurut Bintang, jumlah perumahan TNI AU di Halim yang terkena proyek kereta cepat sebanyak 250 unit dari total yang ada 408 unit dan nantinya akan dipindah ke lokasi dekat Universitas Borobudur, Jakarta Timur.
"Kami merelokasi untuk 408 unit, ada tiga mess, 1 untuk perwira terdiri 40 kamar, 1 lagi untuk wanita, ada stadion bola juga," ujar Bintang.
Baca: IKT Siap Jadi Operator Terminal Kendaraan Berkelas Dunia
Adapun biaya relokasi perumahan TNI AU tersebut diperkirakan mencapai Rp 500 miliar dan akan rampung pada November 2017.
Sementara itu, terkait porsi saham Indonesia dan Tiongkok untuk kereta cepat Jakarta-Bandung, kata Bintang, Indonesia masih menjadi mayoritas yaitu 60 persen dan sisanya dipegang oleh Tiongkok.
Baca: Pagi Ini, Emas Antam Diperdagangkan Naik Rp 2 Ribu Per Gram
"Tidak usah khawatir, kalau orang mau bisnis disini, 40 tahun dengan masukin saham 40 persen, pasti punya keuntungan baik dan prospek baik. Jadi apa yang dikhawatirkan, mereka bantu disini dan tetap disini 40 tahun," tutur Bintang.