Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Saham GMF Dibanderol Rp 390 Sampai Rp 510 Per Lembar

GMF menggelar penawaran saham umum perdananya (initial public offering) hari ini di Grand Ballrom Hotel Four Seasons

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
zoom-in Harga Saham GMF Dibanderol Rp 390 Sampai Rp 510 Per Lembar
Syahrizal Sidik
GMF IPO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai langkah untuk terus melebarkan sayap bisnisnya, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 10 Oktober 2017 mendatang.

Untuk mewujudkan langkah ekpansi tersebut, GMF menggelar penawaran saham umum perdananya (initial public offering) hari ini di Grand Ballrom Hotel Four Seasons, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2017).

Nominal harga saham yang ditawarkan GMF mulai dari Rp 390-Rp 510 per lembar dari total saham yang ditawarkan kepada publik lebih dari 10 miliar lembar saham. Total saham tersebut, secara keseluruhan merupakan saham baru.

"GMF Aeroasia memang butuh modal, pengembangan melalui investment, pada 2021, kami menargetkan mendapat revenue 1 miliar dolar AS," ujar Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto.

Adapun yang bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Efek Saham yaitu; PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT BNI Securities.

IPO GMF ini dilakukan untuk pendanaan dalam rangka rencana besar ekspansi GMF kedepannya. Sebesar 60 persen dana bersih dari hasil IPO ini akan digunakan oleh Perseroan untuk belanja modal guna kebutuhan ekspansi, 25 persen untuk modal kerja perusahaan, dan 15 persen untuk refinancing.

Prospek Bisnis

Berita Rekomendasi

Sebagai gambaran, menurut Iwan, MRO merupakan industri yang menarik dan relatif aman terhadap perubahan kondisi ekonomi, hal ini dikarenakan perawatan dan reparasi pesawat merupakan hal vital dan wajib dilakukan secara rutin oleh semua maskapai penerbangan diluar kompetisi pasar antar maskapai itu sendiri.

Sebagai bagian dari industri jasa dan peralatan, bisnis MRO sendiri cukup menguntungkan dengan margin laba mencapai hingga dua digit, dan GMF sendiri mencatatkan pertumbuhan margin laba sebesar 15 persen pada 2016.

GMF merupakan market leader di Indonesia dan salah satu pemain utama di Asia. Sesuai riset dari Canadian Association of Marketing Research Organizations (CAMRO), kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah diperhitungkan akan mengalami kenaikan jumlah armada pesawat dan pertumbuhan MRO tertinggi.

Sejalan dengan hal tersebut, GMF akan memfokuskan ekspansi global pada wilayah Timur Tengah, Asia Timur, dan Australia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas