Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp.13.387 per Dollar AS
Pada pembukaan perdagangan pagi ini, mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka melemah 13 poin atau 0,10% di Rp13.387 per dollar AS.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pergerakan nilai tukar rupiah kembali menunjukkan pelemahannya. Pada pembukaan perdagangan pagi ini, mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka melemah 13 poin atau 0,10% di Rp13.387 per dollar AS.
Kembali meningkatnya permintaan atas aset-aset safe haven membuat pasar valas cenderung dijauhi. Bahkan mata uang USD yang termasuk hard currency pun terlihat menurun karena adanya perpindahan pola transaksi pelaku pasar tersebut.
Sementara itu, pergerakan harga komoditas emas yang cenderung meningkat dibarengi dengan permintaan akan kontrak gold setelah pelaku pasar merespon negatif pernyataan dari Korut yang berkeinginan kembali melakukan uji coba bom hidrogennya dan tanggapan dari AS yang menyatakan siap perang untuk menghentikan uji coba tersebut.
EUR terlihat melemah pasca diadakannya pemilu di Jerman dan GBP juga melemah pasca PM Inggris menyampaikan pandangannya terkait Brexit.
Termasuk USD yang juga melemah karena pernyataan Trump tersebut. Akibatnya rupiah pun ikut terkena imbasnya di mana masih melanjutkan pelemahannya.
Menurut Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, pergerakan rupiah belum sepenuhnya dapat menyerap kondisi internal Indonesia yang relatif stabil membuatnya rentan terkena sentimen dari global.
Pelaku pasar pun beranggapan sentimen dari dalam negeri masih minim sehingga mencari peluang di mata uang lainnya. Dengan demikian, potensi pelemahan pun masih lebih besar dibandingkan peluang kenaikan.
Namun menurutn Reza penting untuk tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat pergerakan Rupiah kembali variatif melemah.
"Diperkirakan Rupiah akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp. 13.345 dan resisten Rp. 13.270," ujar Reza, Rabu (27/9/2017).
Reza memperkirakan pergerakan rupiah masih cenderung tertekan dengan sentimen yang ada. Dengan demikian, potensi pelemahan pun masih lebih besar dibandingkan peluang kenaikan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.