Alexander Rusli Membawa Indosat Ooredoo dari Zona Merah ke Zona Hijau
Dengan jumlah operator seluler yang mencapai 11 saat itu, Indonesia bisa dibilang menjadi sektor industri seuler paling liberal di dunia.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 2017 ini operator seluler Indosat Ooredoo genap berusia 50 tahun. Di 5 tahun terakhir perjalanannya di bisnis seluler, Indosat mengadapi banyak tantangan dan perubahan tren industri telco.
Dengan jumlah operator seluler yang mencapai 11 saat itu, Indonesia bisa dibilang menjadi sektor industri seuler paling liberal di dunia.
Kompetisi antar yang sangat ketat, membuat perang tarif tak terelakan. Namun hasil dari perang tarif yang merebak sepanjang 2007 – 2012, membuat sebagian besar kinerja operator menukik tajam.
Indosat mencatat rugi Rp 71,1 miliar di triwulan pertama 2013 yang kemudian membengkak 214 persen dibandingkan posisi pada periode yang sama 2012 sebesar Rp 22,6 miliar.
Pemicu utama kerugian adalah selisih kurs, sebagai ekses besarnya beban utang dalam dollar AS.
Tim manajemen Indosat di bawah Alexander Rusli kemudian segera bergerak cepat dengan melakukan transformasi menyeluruh, mulai dari jaringan, bisnis, IT Support, organisasi dan SDM, hingga meningkatkan kualitas layanan pelanggan.
Untuk mempercepat upaya perusahaan menjadi digital company terdepan, di November 2015, Indosat menjelma dengan identitas baru, Indosat Ooredoo.
Baca: BPJT: Iming-iming Hadiah Mobil Lebih Menarik Daripada Diskon Tarif Tol
Baca: Setya Novanto Menang Praperadilan Atas KPK, Pansus DPR Makin di Atas Angin
Perusahaan terpacu menghadirkan layanan digital yang lebih mudah diakses, tarif yang simpel, jaringan yang dapat dijangkau di semua tempat dan metode pelayanan ke pelanggan yang lebih akrab dan bersahabat.
Upaya gigih Alex Rusli ini membuahkan hasil. Dari posisi rugi, kinerja keuangan Indosat Ooredoo mulai menghijau.
Laporan keuangan 2016, laba bersih Indosat Ooredoo mencapai Rp 1,1 triliun, meroket tajam 184,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Momentum di 2016, berlanjut dengan pertumbuhan yang kuat pada semester pertama 2017, yakni kenaikan laba bersih sebesar 83,2% sebesar Rp784,2 miliar.
Di bawah kepemimpinan Alex Rusli, Indosat Ooredoo melewati proses program transformasi yang menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dan laba bersih yang positif sebagai hasil dari pertumbuhan konsumen yang tinggi.