IHSG Menguat Jelang Rilis Data Keyakinan Konsumen
Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM mengatakan, kurs dolar berpotensi menguat jika NFP hari Jumat melampaui estimasi pasar.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurs rupiah menguat terhadap dolar AZS hari Rabu (4/10/2017) kemarin, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lebih tinggi di saat investor bersiap menyambut laporan keyakinan konsumen yang akan dirilis hari ini, Kamis (5/10/2017).
Sentimen terhadap ekonomi Indonesia dapat semakin membaik apabila laporan keyakinan konsumen bulan September mengisyaratkan peningkatan stabilitas ekonomi.
Rupiah menguat terhadap dolar pada perdagangan kemarin. Kurs dolar terhadap rupiah bergerak di kisaran Rp 13.475 pada saat laporan ini dituliskan.
Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM mengatakan, kurs dolar berpotensi menguat jika NFP hari Jumat melampaui estimasi pasar.
Karena itu, mata uang pasar berkembang masih menghadapi risiko penurunan di jangka pendek. Trader teknikal akan sangat memperhatikan apakah USDIDR dapat bertahan di atas Rp 13.450 pekan ini.
Minyak Mentah WTI
Sementara itu, minyak mentah WTI mengalami tekanan jual pekan ini karena investor mulai mempertanyakan keberlanjutan reli minyak yang berlangsung selama sebagian besar kuartal ketiga.
Pelaku pasar yang mencari peluang untuk menekan harga komoditas ini mendapat celah di hari Selasa setelah estimasi industri mengenai persediaan AS memberi hasil yang bervariasi.
Persediaan minyak mentah AS menurun 4.08 juta barel pekan lalu sementara API melaporkan di hari Selasa bahwa pasokan BBM meningkat 4.91 juta barel.
Baca: Bahas Divestasi Saham, Bos Freeport Dikabarkan Bertemu Menteri Jonan Selasa Malam
Baca: Ada Temuan Rugi Ratusan Miliar di Pertagas: Hasil Investigasi BPK
Kenaikan pasokan BBM ini memperburuk kekhawatiran oversuplai.
Investor akan terus memantau isyarat apakah OPEC akan memperpanjang pemangkasan produksi setelah tanggal akhir saat ini, yaitu bulan Maret 2018.
Perpanjangan kesepakatan ini dapat mendukung harga minyak, namun juga mendorong produsen minyak serpih AS untuk meningkatkan produksi.
Di kuartal terakhir 2017 ini, pasar minyak dapat menghadapi risiko penurunan apabila kenaikan produksi Amerika Serikat mengganjal upaya OPEC untuk menyeimbangkan pasar minyak yang telah jenuh.
Dari sudut pandang teknikal, minyak mentah WTI mengalami tekanan jual pada grafik harian. Penurunan berulang kali di bawah $50 dapat menyebabkan depresiasi lebih lanjut menuju 49.50 dolar, kemudian 48.50 dolar AS.