Saham Produsen Senjata Melonjak Usai Tragedi Las Vegas
Saham-saham emiten perusahaan produsen senjata api menguat di bursa saham AS pada awal pekan ini.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Saham-saham emiten perusahaan produsen senjata api menguat di bursa saham AS pada awal pekan ini.
Penguatan saham emiten senjata tersebut terjadi beberapa jam setelah terjadi penembakan yang menewaskan setidaknya 50 orang di Las Vegas.
Diduga, penguatan saham tersebut terjadi lantaran para investor mengantisipasi terjadinya gelombang pembelian senjata secara buru-buru. Pasalnya, banyak warga AS yang mengkhawatirkan bakal diterbitkannya undang-undang pengendalian kepemilikan senjata.
Baca: Ogah Jadi Sarang Gol, Persela Bakal Bertahan Hadapi Persipura
Saham American Outdoor Brands Corp, yang memproduksi senjata api dengan merek Smith and Wesson, menguat lebih dari 3 persen. Sementara itu, saham produsen senjata api Sturm Ruger & Co juga menguat sekitar 3 persen.
Adapun saham produsen amunisi Vista Outdoors Inc menguat lebih dari 2 persen. Harga saham ketiga perusahaan tersebut sempat bergejolak pada sesi awal perdagangan awal pekan ini, namun tetap dalam kisaran positif.
Kinerja saham ketiga perusahaan tersebut pada awal pekan ini sangat berkebalikan dengan kinerja pada akhir pekan lalu, di mana ketiganya ditutup melemah.
Kepala Ekonom Moody's Analytics Mark Zandi, menyebut penguatan saham emiten-emiten senjata tersebut tak lepas dari pemikiran konvensional.
"Saham produsen senjata menguat setelah peristiwa penembakan seperti yang terjadi di Las Vegas sejalan dengan keyakinan investor bahwa akan ada gelombahg pembelian senjata sebelum aturan baru terkait pengendalian kepemilikan senjata diterbitkan," ujar Zandi seperti dikutip dari BBC, Rabu (4/10/2017).
Harga saham emiten senjata menguat pada awal pekan ini, sejalan dengan tren yang terlihat setelah beberapa tragedi serupa, yang memunculkan spekulasi bahwa regulasi baru terkait senjata api akan diperkenalkan di AS.
Paul Christopher, head global market strategist di Wells Fargo Investment Institute menuturkan, ada peningkatan penjualan senjata api setelah serangan 11 September 2001. Peningkatan penjualan senjata juga terjadi setelah pemilihan presiden tahun 2008 dan 2012.
Selain itu, penjualan senjata juga meningkat setelah tragedi penembakan di San Bernardino pada Desember 2015. Setelah penembakan terjadi di sekolah dasar di Newtown, Connecticut, presiden AS saat itu, Barack Obama, menerapkan pengetatan kepemilikan senjata.
"Penguatan saham setelah penyerangan di Las Vegas cukup menarik, karena Presiden Donald Trump mengedepankan hak untuk memiliki senjata api sebagai pusat dari kampanyenya," jelas Christopher.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Pasca-Penembakan di Las Vegas, Saham Produsen Senjata Malah Menguat