Pemerintah Sudah Pernah Diingatkan soal Turunnya Daya Beli
pemerintah mengelak bahwa tutupnya gerai ritel bukan disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan, pihaknya sudah sering mengingatkan pemerintah terkait turunnya daya beli masyarakat yang menyebabkan beberapa pelaku usaha ritel menutup gerainya.
Namun, lanjut Haryadi, pemerintah mengelak bahwa tutupnya gerai ritel bukan disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun.
"Kami sudah ngomong soal tren daya beli itu sudah dari tahun lalu, dan beberapa bulan lalu sudah kami ingatkan lagi, waktu dari mulai 7-Eleven tutup kami sudah ingatkan," kata Hariyadi kepada Kompas.com, Jumat (27/10/2017).
Menurut Haryadi, pemerintah perlu mendalami lebih lanjut terkait persoalan tersebut, dan jangan terus menerus mengelak.
"Tapi kami tidak mau bantah-bantahan, lebih baik pemerintah melakukan penelitian, pendalaman terhadap hal ini," tegasnya.
Menurutnya, dalam dunia bisnis memang dipahami pembukaan dan penutupan gerai atau cabang usaha adalah hal yang biasa, namun jika penutupan tersebut tidak hanya dari satu pelaku usaha, berarti ada persoalan.
"Nah ini kan juga sudah merembet dari kelas bawah naik ke atas, mesti diperhatikan," lanjutnya.
Hariyadi menjelaskan, tutupnya gerai ritel di Indonesia adalah salah satu indikator bahwa ada persoalan daya beli di masyarakat.
"Ini kan indikator, bahwa ada pelemahan daya beli, mesti dilihat apa yang menjadi penyebab dan sebagainnya," pungkasnya.
Tercatat, hingga saat ini sudah ada beberapa pelaku usaha ritel yang menutup gerai usahanya akibat dari sisi pendapatan tak sesuai target perusahaan, di antaranya 7-Eleven, PT Matahari Department Store.
Terbaru, Lotus Department Store dan Debenhams yang akan ditutup oleh PT Mitra Adi Perkasa Tbk pada akhir bulan Oktober dan akhir tahun ini.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Apindo: Kami Sudah Ingatkan Pemerintah soal Turunnya Daya Beli