10 Anak Usaha BUMN Melantai di Bursa Tahun Depan
Kementrian BUMN memperkirakan total dana yang dihimpun dari hasil IPO tersebut sekitar Rp 21 triliun.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memproyeksikan di tahun depan ada 10 anak usaha BUMN yang melantai (go public) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Lima di antaranya adalah anak usaha BUMN yang batal melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di tahun ini.
"Masih ada lima yang lain, yang carry over (lanjutan). Beberapa tambahan dari grupnya PT Pembangunan Peruhaman (PTPP)," ujar Deputi Bidang Restrukturasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro.
Dia menambahkan, perusahaan yang akan melantai bursa tengah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2018.
Dari sembilan anak usaha BUMN yang direncanakan IPO, hanya empat perusahaan terealisasi tahun ini, antara lain PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI), PT PP Presisi, PT Wika Gedung, dan PT Jasa Armada Indonesia (JAI). Namun, baru GMFI yang telah tercatat di BEI.
Baca: Digempur Setya Novanto, Akankah Ketua KPK Agus Rahardjo Jadi Tersangka?
Baca: Kominfo Setuju Data Registrasi Kartu Seluler Prabayar Dikelola Pihak Ketiga
"Tanggal 17 November PT PP Presisi akan IPO. Setelah itu Wika Gedung. Kemudian, akhir tahun ditutup dengan Jasa Armada Indonesia (Anak usaha Pelindo II)," tambah Aloy.
Kementrian BUMN memperkirakan total dana yang dihimpun dari hasil IPO tersebut sekitar Rp 21 triliun.
"Kita harapkan IPO bisa dimulai per kuartal 1 2017, tapi tidak berbarengan, disebar hingga kuartal IV," pungkas Aloy.