Sun Life Kampanyekan Kesadaran Cegah Diabetes
Sun Life ikut mengampanyekan pencegahan penyakit diabetes dengan berpartisipasi dalam Diabetes Walk 2017 di perlintasan Car Free Day, Jakarta
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan asuransi Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) ikut mengampanyekan pencegahan penyakit diabetes dengan berpartisipasi dalam Diabetes Walk 2017 di Car Free Day, Jakarta, Minggu (12/11/2017) pagi. Kegiatan itu diikuti sekitar 2.500 peserta dari berbagai lapisan masyarakat.
“Diabetes merupakan salah satu penyakit kritis yang mematikan. Kami sebagai penyedia jasa keuangan memiliki komitmen dan fokus strategis pada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap diabetes dan pencegahannya,” ujar Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia Elin Waty, dalam keterangan tertulis.
Kepedulian Sun Life juga ditunjukkan lewat Studi Kesadaran Diabetes yang diadakan Sun Life Financial Asia di lima negara yakni Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam, akhir September lalu.
Penelitian dilakukan Ipsos, lembaga riset pasar independen, melalui wawancara daring kepada 2.119 penduduk berusia antara 25-60 tahun.
Baca: Di KTT, Indonesia Kembali Ajak ASEAN Serius Melindungi Pekerja Migran
"Studi ini bertujuan mengurangi kesenjangan informasi mengenai diabetes, meningkatkan persepsi positif terhadap penyakit ini, membantu masyarakat menjalani kehidupan lebih sehat, baik fisik maupun mental, serta yang paling utama membantu mereka memiliki kemapanan finansial seumur hidup," kata Elin.
Biaya Tinggi
Sementara itu, Chief Marketing Officer Sun Life Financial Indonesia Shierly Ge sesaat sebelum melepas peserta Diabetes Walk 2017 mengatakan, angka penderita diabetes di Indonesia saat ini tergolong tinggi. Namun, kesadaran masyarakat melakukan pengecekan masih rendah.
“Kami memiliki kepedulian tinggi terhadap kondisi ini dan berkomitmen terus mengedukasi masyarakat mengenai diabetes dan risiko-risikonya,” ujar Shierly.
Sejak tahun lalu, pihaknya sudah melakukan kampanye serupa bersama Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Kegiatan itu dilakukan bertepatan dengan Hari Diabetes Sedunia yang diperingati tiap 14 November.
"Prevalensi diabetes yang mengkhawatirkan di Asia akan terus memberi beban ekonomi tidak hanya pada sistem perawatan kesehatan masyarakat, namun juga untuk penderita diabetes dan keluarga merek, hingga berdampak besar pada biaya pengobatan yang terus meningkat. Sun Life memiliki peran penting dalam hal pembiayaan perawatan kesehatan melalui produk asuransi kesehatan yang terjangkau sebagai solusi bagi masyarakat,” ujar Shierly.
Dikatakan, rata-rata responden memperkirakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan penderita diabetes sekitar 1.778 dolar AS untuk perawatan tiap tahunnya. Hong Kong berada di urutan teratas sebagai negara dengan perkiraan biaya perawatan termahal yaitu sekitar 4.400 dolar AS, sedangkan biaya di empat negara di Asia Tenggara lainnya diperkirakan di bawah 1.120 dolar AS tiap tahunnya.
Khusus Indonesia, kata Shierly, responden memperkirakan biaya yang diperlukan pasien diabetes untuk pengobatan mencapai Rp 12,2 juta per tahun. Namun, sebanyak 21 persen responden menganggap hal itu bukan beban terhadap layanan kesehatan publik.
“Partisipasi Sun Life pada Jakarta Diabetes Walk 2017 yang diikuti sekitar 2.500 peserta mencerminkan konsistensinya untuk terus memotivasi masyarakat agar menjalankan gaya hidup sehat demi pencegahan peningkatan kasus diabetes di Indonesia,” tutur dia.
Ia berharap Sun Life terus menginspirasi masyarakat melakukan tindakan preventif sedini mungkin agar di masa depan memiliki kondisi kesehatan yang tetap prima.