5 Mitos Kartu Kredit yang Terlanjur Dipercaya
Selain banyak diburu karena kemudahan dan keuntungannya, kartu kredit juga tak jarang mendapat persepsi buruk
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Dewasa ini kartu kredit memang menjadi bagian dari manusia sebagai alat pembayaran.
Selain mudah dan praktis, kartu kredit juga selalu menawarkan banyak kemudahan dan keuntungan bagi penggunanya.
Selain banyak diburu karena kemudahan dan keuntungannya, kartu kredit juga tak jarang mendapat persepsi buruk yang dampaknya menyesatkan banyak orang.
Beberapa kisah dan pengalaman buruk yang dialami banyak orang karena kartu kredit memiliki kemiripan.
Persepsi keliru yang timbul kemudian diyakini sebagai fakta yang padahal hanyalah mitos belaka seputar kartu kredit.
Baca: Berbohong di Persidangan, Miryam Divonis 5 Tahun Penjara
Persepsi yang subjektif tersebut mestinya disikapi secara bijak.
Berikut ini lima mitos kartu kredit yang terlanjur dipercaya.
1. Jebakan Bunga Kartu kredit
Mitos yang satu ini mengatakan jangan memilih kartu kredit karena kartu kredit mempunyai bunga berbunga.
Mitos ini sebenarnya tidak benar karena ketika telat atau tidak disiplin dalam membayar kartu kredit, sudah barang tentu bunga akan bertambah.
Karena itu, memiliki kartu kredit seharusnya juga mesti disiplin dalam membayar tagihan tiap bulannya. Dan tentunya mempunyai perhitungan yang matang dalam finansial.
Kartu kredit akan banyak memberi keuntungan apabila dapat digunakan dengan baik sehingga bunganya yang dibayarkan tidak bertambah.
2. Kartu Kredit Mendorong Belanja
Ada mitos yang menyebutkan bahwa kartu kredit adalah kartu yang dapat memberikan dorongan untuk belanja dan membuat penggunanya jadi konsumtif.
Sebenarnya, bukan kartu yang membuat penggunanya menjadi konsumtif atau terdorong untuk berbelanja, melainkan pribadi atau personal si pemegang kartu itu sendiri.
Apabila merasa tidak perlu untuk membeli barang atau sesuatu yang belum atau tidak dibutuhkan walaupun promo yang ditawarkan menarik, lebih baik jangan beli.
Namun, kecerdasan dan kebijakan dalam finansial akan dapat membantu terhindar dari jebakan mitos yang melekat pada kartu kredit.
Seperti diketahui, kartu kredit adalah kartu yang akan memberikan dana cadangan sehingga pemegang kartu akan merasa bahwa masih memiliki dana untuk berbelanja walaupun tidak mempunyai dana sepeser pun.
Kondisi psikologis inilah yang akan membuat beberapa pengguna kartu kredit menjadi terdorong lebih konsumtif.
3. Kartu Kredit adalah Kartu Utang
Kalau ada mitos yang mengatakan kartu kredit adalah kartu utang, mitos tersebut adalah mitos yang kurang benar.
Sebab mitos itu menganggap pengguna akan berutang dengan kartu kredit. Prinsip kerja kartu kredit hampir sama dengan kartu debit.
Hanya kartu debit adalah kartu dengan dana yang sudah tersedia sebelumnya.
Sementara dana yang dipakai dari kartu kredit dana akan dibayarkan setelah menggunakannya.
Penggunanya tidak akan dikenakan bunga apabila bisa membayarnya tepat waktu. Kalau tidak bisa membayar tepat waktu, penggunanya akan diberikan beban bunga sebagai biaya jasa dari kartu kredit tersebut.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa kartu kredit akan menjadi beban pada waktu penggunanya tidak sanggup untuk membayarnya.
4. Mendapatkan Kartu Kredit Sulit
Mitos yang berkembang selanjutnya adalah mendapatkan kartu kredit tidaklah mudah atau sulit. Bisa dikatakan ini tidak benar.
Selama bisa memenuhi syarat administrasi dan BI Checking dinyatakan aman, siapa pun bisa saja mengajukan kartu kredit.
Memang memiliki kartu kredit mempunyai ketentuan-ketentuan di mana para pemohon diharuskan mengajukannya ketika persyaratan tersebut telah terpenuhi.
Misalnya, seputar penghasilan yang menjadi patokan dari kartu kredit untuk individu apabila akan mengajukan kartu kredit.
Hal ini juga akan menjadikan hal penghambat seandainya seseorang mempunyai penghasilan di bawah yang dipersyaratkan.
Ketentuan penghasilan ini ditetapkan pihak bank penerbit dikarenakan untuk mengukur atau menakar calon pemilik kartu adalah orang yang mempunyai kemampuan fiansial.
Dengan harapan, si pemilik kartu akan menjadi nasabah yang dapat mempertanggung jawabkan kartu yang dipegangnya.
5. Hanya yang Punya Pekerjaan Tetap Boleh Punya Kartu Kredit
Mitos ini juga tidak selamanya benar. Sebab seorang pekerja paruh waktu atau freelancer juga bisa memiliki kartu kredit.
Sebagai pekerja lepas, tentunya harus dapat memberikan bukti secara tertulis kepada pihak bank seputar penghasilan.
Sudah barang tentu pihak bank meminta hal tersebut.
Pihak bank tidak menginginkan nasabahnya atau pemegang kartu akan merasa berat di kemudian hari lantaran kartu kredit yang diajukannya.
Buatlah rekening koran dan pada umumnya pihak bank akan melihat nominal dan sejarah transaksi keuangan.
Kalau mempunyai transaksi yang baik, kenapa pihak bank tidak akan meloloskan pengajuan?
Cerdas dalam Menggunakan Kartu Kredit
Sudah barang tentu dibutuhkan kecerdasan dalam memahami dan menggunakan kartu kredit.
Pengguna akan merasa nyaman dan menikmati keuntungan dari kartu kredit apabila cerdas dalam menggunakannya.
Artikel Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Salah Persepsi, Inilah 5 Mitos Kartu Kredit yang Terlanjur Dipercaya