Ikatan Alumni ITB: Aksi Terpadu Sinergis dan Keberpihakan Dinilai Kunci Kemajuan Industri
“IA ITB akan memberi masukan ke pemerintah dan masyarakat, tentang industri-industri yang harus dikuasai. Di antaranya industri energi."
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Alumni (IA) ITB kembali menggelar forum Indonesianisme Summit 2017, dengan harapan dapat berkontribusi dalam memperkuat kedaulatan dan kemakmuran ekonomi Indonesia di bidang penguasaan teknologi, manufaktur dan infrastruktur.
Ketua Umum Pengurus Pusat IA-ITB Ridwan Djamaluddin mengatakan, forum Indonesianisme Summit bertujuan untuk membangkitkan militansi semangat penguasaan teknologi, industri dan manufaktur melalui aksi terpadu sinergis (orchestrated effort).
Selain itu juga keberpihakan kepada hasil-hasil karya industri anak bangsa demi memperkuat brainware bangsa.
Menurutnya, salah satu kunci kemenangan dari industri pada sebuah negara adalah adanya aksi terpadu sinergis (orchestrated effort) dan keberpihakan, baik dari masyarakat bangsa tersebut ataupun pemerintahnya.
"Hal tersebut dapat terlihat dari negara dengan industri yang berhasil, semisal Jerman, Jepang, Korea dan China, mereka sadar kekayaan alam yang dimiliki terbatas, maka jalan utama untuk bertahan hidup adalah kemandirian dan penguasaan teknologi dan industri,” ujar dia di Jakarta, Kamis (30/11/2017).
Baca: 6 Fakta Penting Peran Kunci Setnov: Dari Dugaan Minta Komisi Sampai Arloji Richard Mille Rp 1,3 M
Baca: Padat Sejak Pagi karena Long Weekend, Jasa Marga Berlakukan Contra Flow Mulai Km 33 di Tol Cikampek
Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, kata Ridwan, seringkali terlena oleh hal tersebut dan menyebabkan lemahnya sektor industrinya.
Oleh sebab itu, ada tiga hal yang penting dalam membangun fondasi Industri di Indonesia, yaitu penguasaan teknologi, penguasaan merek dan penguasaan pasar.
“Lemahnya penguasaan teknologi, penguasaan merek dan penguasaan pasar menyebabkan Indonesia selalu menjadi pasar bagi bangsa lain, bukannya menjadi produsen. Kekayaan alam kita seringkali secara mentah di ekspor begitu saja. Sementara kita mengimpor kembali barang tersebut dalam bentuk jadi,” jelas dia.
Sementara itu, Direktur Program Re-industrialisasi IA ITB Achmad Rizal menambahkan, untuk mendorong pemenangan industri, melalui forum ini IA ITB akan memberi masukan kepada pemerintah maupun pihak swasta dalam pemilihan sektor-sektor industri yang harus dimenangkan karena bernilai vital untuk kedaulatan dan keberlangsungan hidup bangsa Indonesia.
“IA ITB akan memberi masukan ke pemerintah dan masyarakat, tentang industri-industri yang harus dikuasai. Bidang-bidang tersebut di antaranya industri energi, industri transportasi dan infrastruktur, industri pangan dan industri digital kreatif," ungkap dia.
Indonesianisme Summit akan digelar pada Sabtu, 9 Desember 2017 di Ballroom Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, yang akan diisi dengan konferensi berupa arahan dari pemerintah, sesi inspiring talk, dan networking.
Sebagai wakil pemerintah akan hadir Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, Menteri Perhubungan Budi karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, ketua BPOM Penny Lukito.
Masing-masing wakil pemerintah tersebut akan terlibat dalam forum-forum yang dibentuk khusus sesuai dengan bidang industri masing-masing yaitu industri energi, industri digital, industri pangan, serta industri transportasi dan infrastruktur.