Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertemuan Persiapan WCCE: Mempromosikan Ekonomi Kreatif yang Inklusif Melalui Kemitraan Global

Revolusi industri keempat telah dimulai. Ekonom dunia memprediksi bahwa ke depan ekonomi global akan semakin bergantung pada sektor industri kreatif

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Pertemuan Persiapan WCCE: Mempromosikan Ekonomi Kreatif yang Inklusif Melalui Kemitraan Global
majalahict.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Revolusi industri keempat telah dimulai. Ekonom dunia memprediksi bahwa ke depan ekonomi global akan semakin bergantung pada sektor industri kreatif.

Ketergantungan masyarakat global terhadap teknologi informasi dalam aktivitas sehari-hari telah menyebabkan pertumbuhan eksponensial ke industri kreatif yang mencakup di antaranya industri perangkat lunak komputer, film, musik, publikasi, hiburan, dan fashion.

Industri ekonomi kreatif nasional telah mengalami pertumbuhan eksponensial dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data nasional, sektor industri kreatif telah menyerap15,9 juta tenaga kerja dengan kontribusi 7,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau setara dengan Rp 852 triliun.

Pada skala global, nilai ekonomi industri kreatif bahkan melampaui industri perminyakan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) pada tahun 2012, industri kreatif menyumbang USD 2,2 triliun atau 230 persen lebih banyak dari nilai ekspor minyak OPEC.

Menyadari peran penting negara dalam pengembangan industri kreatif, pemerintah Indonesia menggelar pertemuan persiapan Konferensi Dunia tentang Ekonomi Kreatif (WCCE) pada tanggal 4-7 Desember 2017 di Bandung, Jawa Barat. 

Pertemuan yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) ini bertujuan untuk membahas elemen kunci dari empat isu utama dan menjadikannya sebagai rekomendasi konkret yang akan dibahas lebih lanjut di WCCE 2018 di Bali.

Topik yang akan dibahas meliputi The Butterfly Effect: Dampak Sosial Ekonomi Kreatif (Kohesi Sosial); Datang dengan Peraturan Kreatif yang Tepat; Membuat Penawaran Industri Kreatif Tidak Bisa Menolak; Mengambil Ekosistem Ekonomi Kreatif dan Usaha dengan Tinggi Baru dan Menguraikan Masa Depan Ekonomi Kreatif.

Berita Rekomendasi

"Dalam sejarah dunia, tidak ada industri tunggal yang berkembang tanpa kerjasama antar negara. Inilah yang mendasari Inisiatif Pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk menciptakan efek kerjasama bola salju," kata Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Republik Indonesia, dalamrilisyang dilansir hari ini.

Pertemuan persiapan WCCE akan dihadiri oleh pejabat pemerintah, organisasi internasional, para ahli, sektor swasta dan akademisi dari 10 negara.

Para pembicara antara lain Wakil Menko Perekonomian untuk ekonomi kreatif, kewirausahaan dan daya saing UKM Rudy Salahudin, Presiden KOCCA Hong Sangpyo, Perwakilan Pembangunan Eropa dan Internasional SXSW's Mirko Whitfield, Dibya WardanadariAMCHAM, Direktur Dewan Inggris Paul Smith, CEO Festival Adelaide Christy Anthony, Kittiratana PdariTCDC Thailand, Walikota Liverpool Joe Anderson, Walikota Bandung Ridwan Kamil, dan Tita Larasati dari BCCF.

"Konferensi ini akan melibatkan perwakilan dari negara-negara yang memiliki kepentingan kuat dalam pengembangan industri kreatif, sertaakan membahas cara dan sarana untuk memperkuat kerjasama termasuk aspek pendanaan dan peraturan pemerintah," jelas Triawan Munaf.

BEKRAF mengatakan, perwakilan tersebut diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang akan dibahas dan disepakati pada acara puncak WCCE di Bali, tahun depan. 

Ekonomi kreatif telah menjadi salah satu pilar penting perekonomian Indonesia. Dalam waktu kurang dari tiga tahun, ekonomi kreatif memberikan kontribusi hingga 7,3% dari PDB negara atau Rp 852 triliun.

Menurut data BPS tentang ekonomi kreatif pada tahun 2015, Ekonomi Kreatif telah menyerap 15,9 juta pekerja (13,90%) dan memiliki nilai ekspor sebesar US $ 19,4 Miliar (12,88%).

Tak ingin ketinggalan oleh perkembangan pesat industri kreatif, Presiden Joko Widodo telah mendirikan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) pada 2015.

Langkah ini merupakan bukti komitmen Presiden untuk mengeksplorasi potensi yang belum tergali di industri.

Selanjutnya, Badan ini bertugas dengan misi strategis untuk mempromosikan lapangan kerja berbasis inovasi dengan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas