Penjualan Delapan Produk Baduta 2017 Rp 88,1 Triliun, Peran Medsos Makin Besar
Pasar delapan kategori produk bayi dan anak berusia di bawah dua tahun (Baduta) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai Rp 88,1 triliun.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pasar delapan kategori produk bayi dan anak berusia di bawah dua tahun (Baduta) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai Rp 88,1 triliun.
Pasar terbesar adalah produk toiletries sebesar Rp 22,4 triliun (25,4%), disusul produk rekreasi sebesar Rp 14,9 triliun (16,9%), kemudian produk susu formula/UHT sebesar Rp 14,8 triliun (16,8%), dan produk diaper sebesar Rp 14 triliun (15,9%).
Besarnya pasar delapan produk Baduta di Indonesia tersebut dipaparkan Direktur PT Sigma ResearchIndonesia, Nurjannah Andi Lemmung ketika menjadi pembicara pada seminar CBME Asia Tenggaradengan tema: “Bagaimana Memiliki Bisnis Produk Bayi yang Menguntungkan” di Sheraton GrandGandaria City Jakarta, Kamis 7 Desember 2017.
Pada paparannya yang berjudul “Social Media Habit of Mother with Baby: How to Engage withCustomer” Nurjannah menyampaikan, besarnya populasi bayi dan anak berusia dua tahun (Baduta) diIndonesia membuat segmen pasar produk Baduta menjadi segmen pasar yang potensial dan sangatmenarik untuk digarap.
Pada tahapan Baduta orangtua cenderung memanjakan anak denganmemberikan produk berkualitas terbaik untuk anak mereka, terutama para ibu baru ( newly moms).
Peluang segmen pasar Baduta Indonesia semakin menggiurkan, karena diiringi dengan besarnyapeningkatan jumlah kelas menengah yang dikenal gemar berbelanja. Populasi kelas menengah ke atas(dengan pengeluaran >Rp 3 juta per bulan) mencapai 66,31% dari total penduduk di Indonesia.
“Data besarnya segmen pasar produk Baduta tersebut diperoleh dari Studi Perilaku Belanja Ibudengan Anak Di Bawah Dua Tahun atau Moms and Baby Survey (MBS 2017) yang dilakukan oleh PTSigma Research Indonesia. Studi tersebut dilaksanakan belum lama ini di 11 kota besar di Indonesia,melalui riset deskriptif secara kuantitatif dengan kuesioner terstruktur dan wawancara tatap muka(face to face interview) pada 800 orang ibu yang memiliki anak di bawah usia dua tahun (Baduta) darikelompok pengeluaran kelas SES ABC,” kata Nurjannah.
Nurjannah menambahkan, selain untuk memperoleh gambaran tentang perilaku belanja, tujuandilakukannya studi adalah juga untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan media sosial paraibu yang memiliki bayi dan anak di bawah usia dua tahun (Ibu Baduta).
Mengapa perilaku penggunaan media sosial penting untuk diketahui? Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, saat ini keberadaan internet yang canggih merupakan sebuah solusi yang memberikan semua kemudahan dan kenyamanan. Salah satu aktifitas online yang banyak dilakukan para Ibu adalah mengakses sosialmedia dan chatting. Media sosial saat ini dapat menjadi fasilitator penting dalam berbagai kegiatan.
“Tak hanya remaja, sosial media yang dimiliki oleh para Ibu Baduta juga terbilang besar.Facebook merupakan akun media sosial yang paling banyak Ibu Baduta miliki, dengan persentasemencapai hingga 88,6%.