BCA Dorong 60 Debitur Melantai di BEI
PT Bank Central Asia Tbk mendorong sekitar 60 debitur korporasi dan komersial BCA untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk mendorong sekitar 60 debitur korporasi dan komersial BCA untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO).
Acara tersebut bertajuk “Road to Go Public with BCA” yang diinisiasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Wakil Presiden Direktur BCA Armand W Hartono menyebut, dengan menjadi perusahaan terbuka, akan banyak nilai tambah yang diperoleh perusahaan, salah satunya adalah menerapkan prinsip good corporate governance (GCG).
“Pasar modal juga bisa menjadi sumber pendanaan yang strategis,
apalagi sebagai bank, bank itu adalah industri yang selalu butuh modal,” ujar Armand di Gedung BEI, Sudirman, Jakarta, Senin (11/12/2017).
Armand menambahkan, dengan melantai di bursa, perusahaan yang belum go public bisa mengembangkan lini bisnisnya.
Armand mengilustrasikan, BCA menjadi perusahaan publik pada tahun 2000, setelah dua tahun krisis moneter pada 1998. Dengan menjadi perusahaan terbuka, lanjut dia, saham BBCA meroket signifikan.
Sejak pertama kali melantai di BEI pada 2000, saham BBCA diperdagangkan pada harga Rp1.400 per saham. Namun, saat ini, saham BBCA meroket pada level Rp 21.250 per saham.
"Kami berharap debitur dapat menyadari manfaat permodaIan yang diperoleh dari pasar modal dalam meningkatkan modal kerja perusahaan,” pungkas Armand.