Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tahap Awal Pengoperasian Kilang Bontang, Pertamina Hanya Dapat Jatah 10 Persen

Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, Gigih Prakoso sebut dikarenakan Pertamina tidak berkontribusi pada permodalan

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Tahap Awal Pengoperasian Kilang Bontang, Pertamina Hanya Dapat Jatah 10 Persen
FOREXROOT.COM
Ilustrasi fasilitas kilang minyak 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM,  JAKARTA - Dalam pengembangan awal proyek untuk pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) Bontang, PT Pertamina (Persero) hanya mendapatkan 10 persen saham.

Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, Gigih Prakoso, menjelaskan hal itu dikarenakan Pertamina tidak berkontribusi pada permodalan.

Nantinya segala pembiayaan akan ditanggung oleh perusahaan minyak asal Oman yakni Overseas Oil and Gas LLC (OOG) yang merupakan mitra Pertamina dalam mengembangkan kilang minyak di kawasan Kalimantan Timur itu.

"Kenapa kita 10 persen di awal? Ini dalam rangka mengurangi risiko. Bukan berarti kita tidak punya funding. Kita punya. Tapi uuntuk mengurangi risiko terhadap penyiapan project," ungkap Gigih saat ditemuo di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2018).

Lebih lanjut Gigih mengungkapkan besaran saham bisa berubah sesuai dengan hasil evaluasi atau Final Investment Decision (FID).

Namun mulai dari tahap awal seperti persiapan, feasibility study, hingga kajian-kajian lebih lanjut Pertamina hanya mendapat 10 persen saham Kilang Bontang.

Berita Rekomendasi

"Nanti setelah FID akan coba kita review kembali, apakah kita akan menambah share atau tidak. Tapi pada intinya, kita ikut proyek ini sampai sebelum FID itu 10 persen," tutur Gigih.

Baca: Bidik Pelancong, Bank BRI Luncurkan Kartu Kredit BRI World Access

Gigih pun menegaskan meski hanya 10 persen, Kilang Bontang tetap menjadi prioritas pertamina untuk mendukung ketahanan nasional.

"Jangan dilihat karena 10 persen saja, seolah-olah ini jadi tidak prioritas. Tetap ini menjadi prioritas, menjadi proyek yang sangat penting, karena ini juga mendukung ketahanan nasional," ungkap Gigih.

Sementra itu perjanjian besaran saham tersebut sudah berdasarkan kesepakatan antara Pertamina dan Overseas Oil and Gas LLC (OOG) saat seleksi tahap awal saat penetapan mitra.

Proses pemilihan ini dilaksanakan berdasarkan skema penugasan pemerintah melalui Keputusan Menteri ESDM 7935 K/10/MEM/2016 tanggal 9 Desember 2016.

Overseas Oil and Gas LLC (OOG) merupakan perusahaan konsorsium yang menggandeng perusahaan trading Cosmo Oil International Pte Ltd (COI), yang merupakan trading arm dari Cosmo Energy Group yakni perusahaan pengolahan minyak asal Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas