Pemerintah Cari Konsultan Kembangkan Teknologi Konsep LRT Tanpa Masinis
"Memang kan sekarang gak pakai sopir nanti konsepnya. Nanti serahin aja BPPT," ujar Luhut Binsar Pandjaitan, di kantor BPPT
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kereta model baru, Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang bakal beroperasi 2019 nanti tidak dikendalikan oleh masinis seperti kereta pada umumnya.
Nantinya kereta dijalankan oleh mesin yang dikendalikan oleh ahli dari ruang kontrol.
Menteri Koordinator Bidang Kemariman Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan saat ini pengembangan teknologi tersebut sedang dikaji oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Memang kan sekarang gak pakai sopir nanti konsepnya. Nanti serahin aja BPPT," ujar Luhut Binsar Pandjaitan di kantor BPPT, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).
Dalam pengembangannya BPPT pun akan menggandeng badan usaha dari luar negeri yang telah lebih dulu berkecimpung di sektor LRT sebagai konsultan.
Ada tiga perusahaan yang saat ini sudah mulai melakukan penjajakan seperti Hyundai dari Korea, dan Bombardier yang berasal dari Kanada.
"Nanti kalau sudah ketemu akan diberi tahu, peluangnya ada 3 ada dari Bombardier, mungkin juga Hyundai, dan ada lagi," kata Luhut.
Baca: Pilihan Warna Baru New Honda CBR150R
Baca: Terbelalak, Data Ekspor RI Tertinggal Jauh, Suara Jokowi Meninggi Saat Buka Raker Kemendag
Untuk LRT Jabodebek yang memiliki nilai investasi pembangunan mencapai Rp 29,9 triliun ini akan menggunakan teknologi moving blok, jadi kereta akan tiba di stasiun setiap satu menit.
Harga tiketnya akan dijual Rp 12.000 dengan kenaikan lima persen per tahun.