Jokowi Minta PLN Segera Selesaikan Masalah Desa-desa yang Belum Teraliri Listrik
Rasio elektrifikasi merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang bisa menikmati aliran listrik dengan total jumlah penduduk.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN) Sofyan Basir untuk mempercepat rasio elektrifikasi di tiga wilayah Indonesia bagian Timur.
Hal tersebut disampaikan Jokowi kepada Sofiyan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
"Tadi disampaikan Pak Presiden, untuk segera menyelesaikan desa-desa yang belum selesai (teraliri listrik) dan tahun ini Papua diminta selesaikan dengan cepat, juga NTT dan Maluku," kata Sofyan kepada wartawan, usai pertemuan.
Rasio elektrifikasi merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang bisa menikmati aliran listrik dengan total jumlah penduduk.
Menurut Sofyan, secara nasional target rasio elektrifikasi hingga 2019 ditargetkan mencapai 97 persen dari posisi saat ini lebih dari 93 persen.
Baca: Orangtua Tak Mampu Beli Susu, Bayi 9 Bulan Ini Alami Gizi Buruk
"Presiden minta (peningkatan rasio elektrifikasi) dilakukan lebih cepat," kata Sofyan.
Dalam mempercepat hal tersebut, PLN didukung oleh Kementerian ESDM yang tengah menjalankan pembagian lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) untuk desa-desa yang belum teraliri listrik.
Namun, di sisi lain, Sofyan Basir berharap harga batu bara sebagai bahan baku utama PLN bisa diturunkan.
Ia meminta PLN mendapatkan harga khusus yang lebih murah dari harga pasar. Sofyan Basir mengaku keinginannya ini sudah direspon baik oleh Presiden.
"Keuntungan kami bisa cukup kalau batu bara harganya turun dan kami bisa berinvestasi untuk menambah elektrifikasi, khususnya daerah timur," kata dia.