Menang Lelang, Hak Siar Liga Inggris Kembali Jatuh ke Tangan Sky dan BT Group
Sempat dikabarkan, raksasa internet Amerika Serikat seperti Amazon, Facebook dan Netflix berencana ikut ambil bagian membeli sejumlah paket lelang.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Yuwono Triatmodjo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Lelang hak siar Premier League atau Liga Premier Inggris musim 2019/2020, kembali dimenangkan Sky Plc dan BT Group Plc. Total dana yang dikeluarkan kedua perusahaan media tersebut mencapai £ 4,46 miliar atau setara US$ 6,1 miliar (kurs 1 £= US$ 1,38) untuk menyiarkan 160 paket pertandingan selama tiga tahun, sejak 2019 hingga tahun 2022.
Sky milik miliarder Rupert Murdoch harus merogoh dana sebesar £ 3,58 miliar untuk mendapatkan hak penyiaran atas 128 pertandingan Premier League.
Sementara BT Group yang memperoleh hak siar atas 32 pertandingan, bersedia membayar seharga £ 885 juta atau setara US$ 1,23 miliar.
Tahun 2015, Sky dan BT yang juga menjadi pemenang hak siar periode 2016-2019, membayar kontrak senilai £ 5,14 miliar.
Namun perlu diingat, harga yang dibayar oleh Sky dan BT hanya mencakup lima dari tujuh paket yang dilelang. Artinya, masih tersisa dua paket penyiaran yang sampai saat belum mendapatkan pemenang.
Baca: Imlek, Pohon Jeruk Kimkit Ludes Terjual
Sempat dikabarkan, raksasa internet Amerika Serikat seperti Amazon, Facebook dan Netflix berencana ikut ambil bagian membeli sejumlah paket lelang.
Dua paket hak siar yang belum terjual, disebut sangat cocok untuk penyedia layanan streaming internet.
Pasca membayar hak siar terbaru Premier League, laba operasional Sky langsung turun 14% untuk laporan keuangan tahunan yang berakhir pada Juni 2018.
Dengan perolehan harga lelang yang lebih murah, Sky menghitung terdapat diskon sekitar 16% dari satu kali penayangan Premier League mendatang, bila dibandingkan kondisi saat ini.
Belum maksimal
Manajemen Sky tetap berusaha mempertahankan hak siar Premier League yang telah menjadi kekuatan tayangan olahraga. Selain itu, dana yang ada dari selisih kontrak baru, akan dipergunakan untuk berbelanja lebih banyak konten lainnya.
Sky menyatakan tidak hanya mengandalkan Premier League untuk sumber pemasukannya.
"Kami juga mengandalkan drama dengan kualitas terbaik, hiburan, komedi dan olahraga lainnya," klaim Stephen van Rooyen, Chief Executive Officer (CEO) Sky Inggris seperti dikutip Reuters, kemarin.
Baca: Guru SD di Srengseng, Jakarta Barat Cabuli 6 Siswanya, Ditangkap Polisi dan Kini Jadi Tersangka
Namun, perolehan hak siar ini memicu optimisme Sky untuk meningkatkan kinerja tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
Analis Paolo Pescatore dari CCS Insight mengatakan, hasil lelang tersebut merupakan kejutan spesial bagi Sky dan BT. Dia berharap, perolehan hak siar itu seharusnya juga menjadi keuntungan bagi konsumen.
Pescatore mengkritik pengelola Premier League. Menurutnya, pengelola belum bisa memaksimalkan keuntungan lebih besar dari penjualan paket siar dalam proses lelang.
"Meskipun lebih banyak pemain bintang yang tersedia, pengelola Premier League Inggris telah gagal memaksimalkan aset-asetnya yang sangat berharga," tutur Pescatore.