Ekonomi Kreatif Siap Sumbang Lebih dari Rp 1.000 Triliun untuk PDB Indonesia
"Gagan kreatif tidak akan pernah habis digali sehingga diharapkan bisa menggantikan sumber daya alam yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi"
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf memproyeksikan kontribusi industri ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto Indonesia (PDB) akan mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun tahun ini.
Angka proyeksi tersebut sekaligus menjadi target kontribusi ekonomi kreatif (ekraf) terhadap PDB Indonesia tahun ini yang memang dipatok naik dari kontribusi yang diberikan ekraf di tahun 2017 lalu sebesar 922,58 triliun.
Kontribusi ekraf terhadap PDB Indonesia dalam dua tahun terakhir (2016-2017 tercatat naik. Sebagai perbandingan, kontribusi ekraf terhadap PDB Indonesia di tahun 2016 mencapai Rp 852,56 triliun. Dengan target kontribusi terhadap PDB mencapai lebih dari Rp 1000 triliun tahun ini, ada kenaikan dari kontribusi dari 7,38 persen menjadi 7,44 persen.
"Ekraf diyakini terus tumbuh dan berkembang di Indonesia tahun ini dan ditargetkan kontribusinya akan mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun," kata Triawan Munaf di acara 'Bincang Bareng Bekraf di Museum Macan, di Wisma AKR, Kebon Jeruk, Jakarta, Senin (26/2/2018).
Triawan menambahkan, untuk memacu kontribusi sektor bisnis ini terhadap PDB nasional, Bekraf telah menyusun roadmap berupa pengembangan ekosistem ekraf dan mulai direalisasikan tahun ini.
Diantaranya, Coding Mum, Bekraf Animation Conference, Bekraf Creative Labs, Innovative dan Kreatif Kolaborasi Nusantara, Bekraf Festival dan Orbit.
Baca: Ketika Managing Director IMF Menyanjung Program Kartu Indonesia Sehat dari Presiden Jokowi
Baca: Ada Nama Syahrini dalam Daftar 96 Saksi Kasus Penipuan Bos First Travel
"Gagan kreatif tidak akan pernah habis digali sehingga diharapkan bisa menggantikan sumber daya alam yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional," kata Triawan Munaf.
Pihaknya selama ini juga membantu akses permodalan kepada start up industri kreatif melalui Dana Ekonomi Kreatif (Dekraf), Kredit Usaha Rakyat Ekonomi Kreatif, IP Financing, optimalisasi crowdfunding, dan penyelenggaraan forum untuk investor dan filantropi ekraf.
Untuk akses pasar, pihaknya memberikan dukungan pemasaran di dalam dan luar negeri untuk 16 subsektor ekonomi kreatif.
Yakni, seni rupa, desain produk, desain komunikasi visual, desain interior, arsitektur, seni pertunjukan, kuliner, fotografi, kriya, fashion, musik, periklanan, penerbitan, arsitektur, televisi dan radio, aplikasi dan pengembang game, film, animasi dan video.
Ricky Joseph Pesik, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif mengatakan, banyak pelaku industri kreatif Indonesia yang layak go international.
"Indonesia saat ini menjadi pasar yang besar untuk produk fashion. Yang penting sekarang adalah menciptakan ekosistemnya. Kita akan inisiasi mode fashion council. Bekraf mendukung agar mode fashion Indonesia bisa tampil go global, misalnya di ajang fashion week dunia, termasuk yang di Dubai. Untuk pasar ekspor, produk fashion kontribusi paling tinggi dari produk kreatif, begitu juga pertumbuhannya," ungkap Ricky.
Triawan Munaf menambahkan, saat ini Bekraf belum punya program ekraf untuk anak anak.
"Tapi Presiden sudah secara khusus meminta kepada saya agar mendorong.kegairahan kembali film dan musik untuk anak. Kami bekerja sama dengan Miles Pictures dan mbak Mira Lesmana menggarap film 'Berlari ke Pantai'. Kita berharap film ini bisa menjadi titik awal untuk kembalikan kejayaan film film musik untuk anak," ungkap Triawan Munaf.