Dana Kelolaan Danareksa Tembus Rp 27,2 Triliun Pada 2017
Hampir seluruh produk reksa dana DIM juga tercatat melebihi kinerja rata-rata reksa dana di industri.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Danareksa Investment Management (DIM) mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) tumbuh 45 persen menjadi Rp 27,2 triliun pada akhir tahun 2017.
Hampir seluruh produk reksa dana DIM juga tercatat melebihi kinerja rata-rata reksa dana di industri.
“Kenaikan terutama bersumber dari Reksa Dana yang interest rate related product, seperti Reksa Dana Pendapatan Tetap, Pasar Uang serta Reksa Dana Terproteksi. Selain dari Reksa Dana yang interest rate related, Reksa Dana Saham juga tumbuh positif di tahun 2017,” kata Direktur Utama Danareksa Investment Management, Marsangap P Tamba dalam keterangan resminya, Rabu (7/3/2018).
Dari jenis Reksa Dana Saham, Reksa Dana Saham unggulan tercatat melebihi kinerja Infovesta Equity Fund Index yang sebesar 11,25 persen antara lain Danareksa Mawar Konsumer 10 mencetak imbal hasil (return) 15,72 persen, Danareksa Mawar Fokus 10 di level 14,66 persen serta Danareksa Mawar dengan return mencapai 16,15 persen.
Selain Reksa Dana Saham, jenis Reksa Dana DIM lain yakni Reksa Dana Pendapatan Tetap juga berkinerja positif tahun lalu, melebihi kinerja Infovesta Fixed Income Fund Index yang sebesar 10,72 persen.
Produk Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) Danareksa Melati Pendapatan Tetap Utama mencetak return 14,41 persen dan Danareksa Gebyar Indonesia II sebesar 14,90 persen.
Begitu pula dengan kinerja Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Campuran. Reksa Dana Pasar Uang DIM seperti Danareksa Seruni Pasar Uang II mencatat return sebesar 5,34 persen di atas kinerja Infovesta Money Market Fund Index 4,48 persen.
Adapun Reksa Dana Campuran DIM mencetak return sebesar 11,93 persen untuk Danareksa Anggrek Fleksibel dan 9,62 persen untuk Danareksa Syariah Berimbang, di atas Infovesta Balance Fund Index yang sebesar 9,52 persen.
Tak hanya itu, Marsangap menjelaskan produk Investasi Alternatif DIM juga mencatat pertumbuhan positif, baik Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) maupun Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA).
Tahun 2017, DIM mencatat penerbitan 2 RDPT dan 1 KIK EBA yang berbasis infrastruktur. Adanya fokus dan dukungan Pemerintah terhadap pengembangan infrastruktur telah meningkatkan jumlah dana kelolaan instrumen produk Investasi Alternatif seperti KIK EBA dibandingkan tahun sebelumnya.
Di tahun ini, Marsangap memproyeksikan industri reksa dana berpeluang untuk tumbuh karena latar belakang ekonomi makro cukup baik di tahun 2017 lalu.
“Beberapa indikator makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menjadi faktor pendukung pertimbangan tingkat confidence yang lebih kuat bagi investor,” tukas dia.