Suzuki Melenggang di Bisnis Mesin Tempel
"Kita jualan OBM tak seperti jualan biasa. Konsep jualan kita unit CBU (diimpor utuh) berdasarkan konsultatif basis, bukan transaction basis."
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) makin serius menggarap bisnis mesin tempel untuk perahu dan kapal atau outboard motor (OBM) di market Indonesia.
Kondisi geografis Indonesia yang negara kepulauan dan memiliki kekayaan laut sangat besar serta potensi wisata perairan yang kuat menjanjikan pasar yang bagus bagi produk OBM Suzuki.
Leo Wijaya, Assistant to Dept Head of Outboard Motor PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, potensi pasar OBM di Indonesia amat bergantung pada kemampuan setiap brand OBM memacu penjualannya karena memang peluang pasarnya, khususnya di Indonesia Timur sangat besar.
"Kita jualan OBM tak seperti jualan biasa. Konsep jualan kita unit CBU (diimpor utuh) berdasarkan konsultatif basis, bukan transaction basis. Apa kebutuhan pelanggan kiita siapkan modelnya," ungkap Leo Wijaya dalam perbincangan dengan Tribunnews.com di sela acara media gathering Suzuki di Jakarta, Rabu (7/3/2018).
Leo mengatakan, kompetisi di bisnis OBM cukup kuat. Namun, sebagian merk OBM yang masuk market Indonesia dipasarkan oleh importir umum.
"Kita bukan importir umum. Kita masuk sebagai agen pemegang merk. Kita siapkan juga suku cadang Suzuki Genuine Parts dan masuk ke mereka (konsumen) sebagai APM dengan mengeedukasi dan memberikan komitmen jangka panjang kepada user," papar Leo.
Market Indonesia Timur
Indonesia Timur, menurut Leo merupakan pasar yang lebih menjanjikan ketimbang Indonesia Barat untuk produk-produk mesin OBM Suzuki di Indonesia. Ini antara lain karena, pasar terbesar OBM Suzuki adalah untuk pengguna akhir kalangan nelayan.
Dan, di Indonesia Timur, potensi ikan bernilai ekonomi tinggi lebih besar ketimbang di Indonesia Barat.
Baca: Bos Amazon Jadi Orang Terkaya Dunia Versi Forbes
Baca: Indonesia Jadi Pilar Ketiga Bisnis Global Suzuki Setelah Jepang dan India
"Sebaran terbesar nelayan di Indonesia Timur karena jumlah ikan lebih banyak di Indonesia Timur. Di sana banyak laut dalam," kata Leo.
Untuk penjualan, Leo menyatakan, sektor pemerintahan saat ini menyerap paling tinggi untuk produk-produk OBM Suzuki.
"Kita juga pendekatan kepada Pemerintah. Sebaran market terbesar OBM kita termasuk oleh merk lain, 65 persen masih dari Pemerintah, yang beli Pemerintah untuk kemudian disubsidikan ke nelayan, model banyak dibeli mereka model 15 PK," jelas Leo Wijaya.
Sementara, tipe mesin yang paling diminati adalah tipe 4 tak. Kontribusi tipe ini mencapai 45 persen dari total penjualan OBM Suzuki.
Baca: Tuduhan Pelanggaran Hak Paten, BlackBerry Gugat Facebook
Leo juga memaparkan, market share OBM Suzuki di Indonesia saat ini sekitar 8 sampai 12 persen. PT SIS menggarap pasar OBM sejak 1994 dan bisnis ini mulai digeber sejak 3-4 tahun terakhir.
Pertumbuhan pasar OBM di Indonesia sekitar 2-4 persen per tahun. Semeentara pertumbuhan penjualan mesin OBM Suzuki di 2017 mencapai 6,7 persen dengan unit terjual mencapai 28.148 unit dari total penjualan sebelumnya di 2016 sebanyak 26.390 unit.
Kita sebagai APM komitmen bisnisnya jangka panjang. Kita sekarang fokus garap mesin OBM 4 tak. Model ini yang sangat disukai konsumen di Indonesia apalagi oleh konsumen industri wisata," kata Leo Wijaya.
Untuk memacu penjualan mesin OBM di Indonesia, selain menyediakan suku cadang asli, divisi OBM Suzuki juga banyak memanfaatkan jaringan dealership kendaraan roda dua dan roda empat Suzuki di berbagai kota. Selain itu juga memanfaatkan momen pameran seperti GIIAS.
Tahun 2017 lalu, PT SIS meresmikan outlet baru di Bali dan di Ternate.
Penulis: Choirul Arifin