ESDM Optimistis Negosiasi dengan Freeport Selesai April 2018
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis negosiasi dengan PT Freeport Indonesia (PT FI) akan selesai April
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis negosiasi dengan PT Freeport Indonesia (PT FI) akan selesai April 2018.
"Semoga selesai April," ujar Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba), Bambang Gatot Ariyono, Selasa (13/3/2018).
Saat ini, perundingan masih membahas mengenai 51 persen divestasi saham Freeport ke Pemerintah Indonesia.
"Sekarang masih tunggu divestasi, moga-moga April selesai," tutur Bambang Gatot.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan target penyelesaian negosiasi dengan Freeport yaitu pada April 2018 sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
"Arahan bapak Presiden untuk penyelesaian divestasi PTFI, kalau bisa itu sebelum akhir April sudah selesai evaluation dan sebagainya,” kata Jonan, di Kantor Kementerian ESDM, Senin (5/3/2018).
Perundingan Freeport dan Pemerintah telah berjalan mulai Februari 2017 dan target terbaru dapat selesai pada Juni 2018.
Adapun hasil yang telah disepakati pemerintah dan PT FI dari hasil diskusi adalah pelepasan saham sebesar 51 persen PT FI ke pemerintah Indonesia, pembangunan fasilitas pemurnian atau smelter, dan menjamin penerimaan negara akan lebih besar.
Kemudian poin keempat adalah perpanjangan masa operasi, perpanjangan akan diberikan 2x10 tahun sesuai dengan persetujuan Presiden sesuai dengan UU Nomor 4 tahun 2009.
Saat ini pemerintah dan Freeport masih membahas beberapa poin terutama mengenai adanya partisipasi Rio Tinto pada PT FI.
Kedua perusahaan di sektor pertambangan itu memiliki perjanjian usaha patungan untuk mengerjakan proyek Grasberg dengan Freeport McMoran.
Rio Tinto memiliki berhak atas 40 persen hak partisipasi di aset tertentu dan 40 persen hak partisipasi untuk semua aset Grasberg hingga 2022 jika produksi emas, tembaga maupun perak mencapai level tertentu.
Setelah itu pada tahun 2022 biaya produksi, pendapatan dan produksi Grasberg akan dibagi dua yakni FI 60 persen dan Rio Tinto 40 persen.