'Sociopreneur' Indonesia Raih Penghargaan ASEAN Social Impact Awards
Dari Indonesia, Tri Mumpuni selaku Pendiri Insitut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) didaulat sebagai pemenang utama.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Fakultas Seni dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Nasional Singapura (NUS) berkolaborasi dengan Ee Peng Liang Memorial Fund, Asia Philanthropy Circle (APC) dan Ashoka Innovators for the Public menyelenggarakan ASEAN Social Impact Awards.
Ini adalah penghargaan yang didedikasikan bagi sociopreneur yang berhasil menggerakkan dan memberdayakan masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik.
Pada seremoni penghargaan yang digelar di Singapura, Rabu (21/3), tiga sociopreneur yang berasal dari Indonesia, Filipina, dan Thailand terpilih karena berhasil memberikan dampak positif yang besar secara sosial dan ekonomi di negaranya masing-masing.
Dari Indonesia, Tri Mumpuni selaku Pendiri Insitut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) didaulat sebagai pemenang utama.
Tri Mumpuni terpilih karena keberhasilannya memberikan akses listrik dan pengembangan ekonomi untuk desa-desa terpencil di Indonesia.
Ia bekerja sama dengan masyarakat untuk membangun pembangkit listrik tenaga hydro dan melatih penduduk untuk dapat mengoperasikan pembangkit listrik tersebut.
Atas usahanya ini, Tri Mumpuni mendapatkan hadiah sebesar 50 ribu Dollar Singapura untuk membantu mengembangkan upayanya memberikan kehidupan yang lebih layak bagi masyarakat terpencil.
“Keberadaan penghargaan ini membuat saya sadar bahwa untuk memperbaiki kondisi ketimpangan antara si miskin dan si kaya menjadi tidak begitu sulit karena masyarakat filantopi seperti APC Singapure dan APC Indonesia ikut terlibat di dalamnya. Berbagi tidak harus selalu berbentuk materi, namun energi, tenaga dan ketulusan hati, sehingga pegiat pemberdayaan merasa mendapat banyak teman yang ingin sama sama memperbaiki dunia yang penuh ketimpangan ini,” ucap Tri Mumpuni.
“Apalagi dengan kehadiran APC Indonesia yang dikomandoi oleh Victor Hartono didukung oleh Arief TP Rahmat, Belinda dan generasi muda ‘richest’ lainnya telah memberikan semangat baru dalam pengentasan kemiskinan. Saya yakin dukungan mereka secara signifikan akan membuat usaha meningkatkan kemakmuran kaum marjinal yang selama ini saya lakukan akan berdampak lebih besar,” sambung Tri Mumpuni.
Adapun penghargaan kedua diberikan kepada Cherrie Atilano, pendiri AGREA Agricultural Systems International Inc. dari Filipina sebagai runner up.
Apresiasi ini diberikan karena usaha Cherrie Atilano dalam meningkatkan akses ke skema keuangan, teknologi dan informasi bagi petani.
Ia juga memberikan pelatihan bagi para petani untuk menjaga lingkungan dan memastikan mata pencaharian mereka dapat berkembang dan berkelanjutan.
Sementara, penghargaan sebagai runner up juga diberikan kepada Somsak Boonkam, pendiri Local Alike dari Thailand.
Penghargaan diberikan karena usaha Somsak Boonkam dalam meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengembangkan sektor pariwisata.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.