'Sociopreneur' Indonesia Raih Penghargaan ASEAN Social Impact Awards
Dari Indonesia, Tri Mumpuni selaku Pendiri Insitut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) didaulat sebagai pemenang utama.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Ia menggunakan ini sebagai jalan masuk untuk menyelesaikan masalah sosial, menjaga budaya lokal dan menambah penghasilan bagi masyarakat.
Baik Cherrie dan Somsak mendapatkan hadiah sebesar 25 ribu Dollar Singapura untuk membantu upaya mereka dalam proyeknya masing-masing.
Penghargaan yang digelar untuk pertama kalinya ini terinspirasi oleh semangat berbagi yang ditunjukkan oleh Dr Ee Peng Liang yang sering disebut sebagai “Bapak Kegiatan Amal” (Father of Charity) Singapura.
Tujuan jangka panjang dari penghargaan ini adalah untuk menciptakan ekosistem bagi agen perubahan sosial yang dapat bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan dengan mengedepankan semangat wirausaha untuk membangun masyarakat yang produktif dan saling terkoneksi.
Para penerima penghargaan harus memenuhi tiga kriteria, yaitu: memiliki tujuan untuk membantu masyarakat dengan masalah sosial di ASEAN; memiliki dampak sosial yang dapat dibuktikan, dan sudah beroperasi secara konsisten minimal tiga tahun terakhir.
Adapun Tri Mumpuni, Cherrie Atilano, dan Somsak Boonkam terpilih dari sekitar 160 pendaftar yang diterima oleh pihak penyelenggara.
Stanley Tan, Ketua Komite ASEAN Social Impact Awards dan APC berkata, “Pengusaha sosial seringkali dilupakan oleh para pembuat keputusan, khususnya para filantropis dan instansi pemerintah. Kami sangat berharap penghargaan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengusaha sosial dan membangun jembatan kolaborasi. Mereka memegang kunci ke perubahan sosial, untuk itu kami akan terus berkomitmen dan mendukung penghargaan ini di tahun-tahun yang akan datang,” ujar Stanley.
Selaras dengan Stanley Tan, Dr S Vasoo selaku Associate Professorial Fellow Departemen Sosial Fakultas Seni dan Ilmu Kemasyarakatan NUS, yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Ee Peng Liang Memorial Fund mengatakan, “Tiga penerima penghargaan ASEAN Social Impact Awards sudah menunjukkan kreativitas dan semangat untuk membangun masyarakat dari bawah, untuk menghasilkan solusi yang berkelanjutan dan berdampak luas.Mereka sudah secara tidak langsung menunjukkan semangat membantu sesama dari Dr Ee Peng Liang dan komitmen beliau untuk membantu masyarakat yang memiliki masalah sosial. Sangat penting bagi kita semua untuk terus mendukung mereka agar lebih berdampak lagi di wilayah ASEAN dan agar proyek yang sudah mereka bangun dapat berlanjut untuk jangka waktu yang panjang,” Dr S Vasoo menguraikan.
Membuka Dialog Filantropi dan Pemerintah
Selain pemberian penghargaan ASEAN Social Impact Awards ini, di hari yang sama juga diadakan Asia Philanthropy Dialogue, sebuah dialog yang menjadi jembatan antara pegiat filantropi dengan menteri dan pejabat senior pemerintah di bidang kesejahteraan sosial dari negara-negara ASEAN.
Dialog ini adalah usaha bersama pertama dari negara-negara ASEAN dan para filantropis untuk memperkuat kerjasama dan pengertian antara kedua belah pihak.
Acara ini juga merupakan simbol komitmen dari kedua pihak untuk bekerja bersama dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terus bermunculan di ASEAN.
Pada dialog tersebut, APC mempresentasikan model-model kerja sama yang dapat dilakukan oleh sektor publik dan filantropi dalam studi yang diberi judul ‘Green Paper on Public-Philanthropic Collaborations in ASEAN’.
Studi tersebut memberi rekomendasi jangka pendek seperti melanjutkan dialog dan berkolaborasi dalam isu spesifik seperti pendidikan dan gizi, dan juga rekomendasi jangka panjang seperti mendukung peraturan pajak dan fiskal yang lebih progresif dan kondusif untuk sektor filantropi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.