BPS: Dampak Kenaikan Harga Pertalite Diprediksi Berlanjut pada April
Dalam catatan BPS, tingkat inflasi pada Maret 2018 sebesar 0,20 secara bulanan atau naik dari Februari lalu yang masih di level 0,17 persen
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk Pertalite yang mulai berlaku pada akhir Maret lalu akan berdampak pada inflasi April 2018.
Dalam catatan BPS, tingkat inflasi pada Maret 2018 sebesar 0,20 secara bulanan atau naik dari Februari lalu yang masih di level 0,17 persen. Adapun inflasi secara tahunan sebesar 3,4 persen.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menerangkan, selama Maret 2018, kelompok transportasi menjadi biang keladi inflasi. Sebab, kelompok bensin yang terdiri dari Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo menyumbang andil inflasi sebesar 0,04 persen.
Baca: Obat Tradisional Berpeluang Unggul Bersaing di Pasar Global
Dia menilai, adanya kenaikan harga Pertalite sebesar Rp 200 per liter bakal memberikan dampak ikutan pada April 2018. Salah satu dampak ikutan dari naiknya BBM, kata dia adalah naiknya harga-harga komoditas lainya seiring dengan naiknya biaya angkutan logistik.
“Dampak ikutannya masih akan terjadi di bulan April untuk Pertalite, berapa besarnya saya gak tahu, tapi angkutan (logistik) akan berpengaruh kepada harga-harga,” kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (2/4/2018).
Dia menerangkan, dampak penghitungan dari kenaikan harga Pertalite tersebut tiga minggu kemudian, dan dampaknya pasti akan terasa.
“Harga pertalite pasti berdampak, mulai berlaku pada 24 maret, dampak pengitungannya tiga minggu kemudian, di bulan berikutnya. Kita menghitung sebulan,” imbuh dia.
Pun demikian, Kepala BPS menilai, kenaikan harga BBM non subsidi adalah kewajaran, pasalnya PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga terkait naiknya harga minyak dunia, sementara asumsi pemerintah dalam APBN 48 dolar AS per barel.
“Memang agak berat, kita betul menyadari bahwa harga minyak di asusmsi APBN 48 per barel ngejar itu sedikit ada penyesuaian harga pertamax dan pertalite tidak bisa dihindari,” tutur dia.