Bekraf Dorong Pegiat Kuliner Nusantara Perhatikan Kebersihan untuk Bersaing di Kancah Internasional
Hal itu menurut Triawan, dimaksudkan untuk menarik banyak konsumen serta mempermudah pemasaran ke dunia internasional.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Ekonomi dan Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mendorong para penggiat usaha kuliner untuk memperhatikan faktor kebersihan serta higienis makanan.
Hal itu menurut Triawan, dimaksudkan untuk menarik banyak konsumen serta mempermudah pemasaran ke dunia internasional.
"Sebetulnya sudah ada standar-standar kesehatan dari Kementerian Kesehatan. bagaimana ini lebih dipraktekkan sehari-hari? Kami tak ingin perkembangan kuliner dibatasi oleh ketidakbersihan," ujar Triawan dalam acara Festival Jajanan Bango 2018, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (14/4/2018).
Triawan berharap perbaikan faktor kebersihan dalam usaha kuliner dalam negeri mampu dijalankan semua pihak termasuk pemerintah daerah setempat.
"Harus ada kampanye, keterlibatan Pemda dan ada kampanye nasional. Harus di-lead Kementerian Kesehatan," jelasnya.
Baca: Terpilih, 10 Jagoan Kuliner Indonesia di Festival Jajanan Bango di Jakarta
Triawan juga menyebut saat ini pemerintah terus mendorong kuliner Indonesia untuk dipasarkan di kancah Internasional.
Untuk itu, Pemerintah tengah gencar membuat rancangan festival kuliner Nusantara bertaraf Internasional.
Hal ini melihat susksesnya Thailand dalam mempromosikan kulier di dunia.
"Tahun depan bikin gerakan serius untuk menyaingi Thailand. Kita enggak usah mencari baru, sistem sudah ada kita branding dan kerja sama dari kita sendiri," terang Triawan Munaf.
Ditempat yang sama, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja dari Kementerian Pariwisata, Vita Datau Messakh mengatakan harus ada rencana dan sinergi serius antar Kementerian/Lembaga untuk meningkatkan faktor higienis usaha kuliner.
"Tantangan kuliner kita adalah faktor higienis, kesehatan. Ranking kita itu di World Economic Forum (WEC) 2017 masih 108 dari 136 negara. Itu pekerjaan rumah kita," papar Vita.