13 Desa di Pulau Natuna Kini Menyala Lewat Program 'Natuna Terang'
Bisnis perikanan selama ini memang menjadi tulang punggung perekonomian di kawasan Natuna.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, NATUNA - Lima pekerja terlihat sibuk mengangkat ikan-ikan ke dalam lemari pendingin di PT Neptuna Dwindo Matrina yang berada di kawasan Selat Lampa Kabupaten Natuna, Selasa (29/10/2018).
Pekerja lain juga tampak lebih sibuk menyiapkan potongan-potongan es untuk mengawetkan ikan yang baru saja disetor oleh nelayan.
Selama puasa Ramadhan, aktivitas mengawetkan ikan tetap tinggi. Pekerjaan mereka justru semakin bertambah.
Mereka bersyukur, bertambahnya pekerjaan berarti ada tambahan pemasukan. Mereka senang, pabrik es dan pengawetan ikan lebih stabil operasionalnya setelah PLN memasok kebutuhan listrik di perusahaan tersebut.
Bisnis perikanan selama ini memang menjadi tulang punggung perekonomian di kawasan Natuna.
Baca: Waduh! Kredit Macet SNP Finance di Bank Mandiri Sundul Rp 1,4 Triliun
Masyarakat sangat tergantung dengan sektor ini. Sebagaimana diketahui, bahwa pemerintah menetapkan Natuna sebagai salah satu sentra perikanan nasional.
Potensi ikan yang cukup besar di kawasan ini memungkinkan masyarakat Natuna bisa meningkatkan taraf perekonomiannya.
Namun upaya peningkatan taraf ekonomi masyarakat lewat perikanan selama ini kerap menghadapi kendala karena kurangnya suplai listrik. Kondisi tersebut membuat banyak nelayan dan pengusaha perikanan mengalami kesulitan mengawetkan ikan-ikan yang ditangkap.
Ikan cepat membusuk dan memaksa mereka membuang ikan yang telah diperoleh.
Namun kurangnya pasokan listrik di Natuna mungkin tinggal cerita, seiring dengan langkah PT PLN yang menjalankan program Natuna Terang.
Melalui program ini, PT PLN mengaliri listrik di 13 desa di Kepulauan Natuna.
Pada program ini PLN juga meningkatkan jam nyala listrik menjadi 24 jam penuh di enam lokasi.
Pemilik PT Neptuna Dwindo, Wandi (26) menuturkan, masuknya listrik dari PLN yang menyuplai perusahaannya membantu mengurangi biaya operasional.
Baca: Rupanya Ini Otak di Balik Penculikan Anak Jaksa yang Gemparkan Warga Kota Kupang
Selama ini dia menggunakan genset dan menghabiskan biaya hingga Rp 150 juta per bulan. Namun dengan masuknya listrik dari PLN, Wandi hanya mengeluarkan dana Rp 50 juta per bulan.