Sejarah Hotel Indonesia dan Ikon Infrastruktur Asian Games di Era Jokowi
Michael Umbas mengatakan HIN mendukung penuh pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Komisaris PT Hotel Indonesia Natour (HIN) Michael Umbas menegaskan bahwa jajaran PT HIN (Persero) mendukung penuh ajang olahraga yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali, Asian Games XVII.
Pesta olahraga terbesar Asia itu digelar di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus – 2 September 2018.
Bentuk nyata dukungan perusahaan plat merah ini adalah dengan kesiapan melayani peserta dan tamu Asian Games di Jakarta dan Palembang.
Dimana HIN mengedepankan aspek keamanan dan kenyamanan bagi peserta agar selama event Asian Games berlangsung mereka bisa berlaga dengan baik.
Disampaikan bahwa sejarah lahirnya Hotel Indonesia yang dirancang oleh arsitek asal Amerika Serikat, Abel Sorensen dan istrinya Wendy tidak lepas dari gelaran Asian Games.
Diresmikan Presiden Soekarno, Hotel Indonesia mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together.
"Sejarah lahirnya Hotel Indonesia tidak bisa dilepaskan dari Asian Games. Dengan mengedepankan kepribadian Bangsa Indonesia, Hotel Indonesia diresmikan Presiden Soekarno dalam rangka menyambut Asian Games IV Tahun 1962, tepatnya pada tanggal 5 Agustus 1962," terang Michael Umbas kepada wartawan usai diskusi 'Ikon Infrastruktur Asian Games di Era Jokowi' di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Selain Michael Umbas, hadir sebagai nara sumber dalam diskusi tersebut Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo dan staf khusus Menteri Perhubungan Wihana Kirana Jaya dan Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) Sri Hartoyo, juga sejarahwan sekaligus arsitek Yuke Ardhiati.
Menurutnya, event besar yang terjadi pada Era Presiden Soekarno di tahun 1962 dan kini pada era Presiden Joko Widodo di tahun 2018 merupakan peristiwa besar dalam rangka merajut persatuan dan kesatuan bangsa.
Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo mengungkapkan, selain pentas olahraga di Asian Games juga berlangsung berbagai peristiwa budaya dan teknologi. Yakni pada atraksi pembukaan dan penutupan serta pada proses pembangunan infrastruktur venues.
Spirit Asian Games IV 1962 yang dibuat Bung Karno saat republik baru berusia 17 tahun, kata dia, mengandung arti bahwa Asian Games bukan sekadar pertandingan olahraga namun juga upaya memperkokoh ruang kebangsaan.
Asian Games mencerminkan perjuangan yaitu memperkokoh persatuan nasional dan memupuk jiwa gotong royong serta menjadi forum solidaritas internasional, dengan membentuk persahabatan dan perdamaian dunia.
"Asian Games melahirkan manusia Indonesia baru yang berani melihat dunia dengan mata terbuka, secara fisik tegas, tapi juga kuat secara mental," kata Eko seraya menambahkan Presiden Jokowi memberikan perhatian besar terhadap event Asian Games.
Dirjen Cipta Karya KemenPUPR Sri Hartoyo menjelaskan kesiapan venues dan non-venues Asian Games yang sudah mencapai 90 persen.
Untuk Jakarta, 25 venue sudah selesai dan 8 venues dalam proses penyelesaian. Di Sumsel, 11 venue sudah selesai dan dua masih 2 berlangsung.
Secara keseluruhan hingga pertengahan Mei, pekerjaan telah selesai 95% dan akan selesai seluruhnya pada akhir Juni 2018.
Sementara di Jawa Barat, ada 10 venues yang masih dikerjakan karena keputusan pekerjaannya baru akhir tahun lalu.
Di antaranya Stadion Jalak Harupat Bandung, Patriot Bekasi, Pakansari Bogor, Wibawa Mukti Cikarang, Lapangan Sabuga ITB, venue kano di Majalengka serta paragliding di Pasir Sumbul, Puncak.
"Seluruh venue yang sedang dalam pengerjaan akan selesai akhir Juni ini," kata Sri Hartoyo.