Pelaku Pasar Menanti Rilis RDG BI untuk Antisipasi Pelemahan Rupiah
Di pasar spot, pagi ini, Jumat (29/8/2018) Rupiah kembali melemah ke level Rp 14.399 per dolar AS dari posisi kemarin yang melemah
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, saat ini pelaku pasar menanti kebijakan rilis Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia mengenai kebijakan penyesuaian suku bunga acuan untuk menekan gejolak pelemahan rupiah.
Di pasar spot, pagi ini, Jumat (29/8/2018) Rupiah kembali melemah ke level Rp 14.399 per dolar AS dari posisi kemarin yang melemah di level Rp 14.344 per dolar AS.
“Penantian akan RDB Bank Indonesia dan masih adanya kekhawatiran ekonomi Indonesia akan terganggu dengan adanya perang dagang antara AS dan Tiongkok membuat serta kembali meningkatnya CDS Indonesia di pasar global membuat laju Rupiah kian mengalami pelemahan, bahkan melemah lebih dalam,” kata Reza.
Tidak hanya itu, kata Reza, adanya penilaian Rupiah dihadapkan pada sentimen ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed menjadi 4 kali pada tahun ini serta tekanan dari defisit neraca perdagangan turut melemahkan Rupiah.
Reza menilai, pergerakan Rupiah diperkirakan masih dapat kembali melemah seiring belum beranjaknya sentimen negatif dan secara psikologis pelaku pasar juga belum berpihak pada Rupiah.
“Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp 14.425 dan resisten Rp 14.378,” kata Reza.
Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) memprediksi, otoritas moneter akan memutuskan untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin dalam rilis Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan diumumkan sore ini, untuk mengangkat kembali rupiah.
“Saya duga naik 25 bps. Sambil melihat respons pasar dulu. Tidak perlu panik hingga menaikkan 50 bps,” katanya.
Diketahui, saat ini tingkat suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate berada di level 4,75 persen.